Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Berendam di Kolam

Diperbarui: 12 September 2021   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustras.Bendungan irigasi dan anak sungai. Beutong.Nagan Raya. Bagian Barat Aceh.dokpri.2021

Berendam di Kolam

Kehidupan santri banyak ragam dan romansanya. susah senang, pahit manis, bercampur satu. sering dikutip kalimat: ambil hikmahnya. dan memang betul begitu. itulah inti kebijaksanaan.

Peristiwa ini saya alami sendiri. puluhan tahun lalu. tahun 96, akhir masa belajar. saat itu kelas akhir, kelas 6, memiliki program dan disiplin yang diperketat . Termasuk dalam pergaulan, berbahasa Arab - Inggris, penguatan ibadah, dan lain lain.

Sekali waktu, entah apa sebab, saya tak shalat subuh berjamaah di masjid. Memang sudah ada kabar bahwa akan ada absensi khusus. cuma tidak rutin. Namun pagi itu, ada absensi bagi yang tidak hadir subuh di masjid. Termasuklah saya. Tanpa laporan. tanpa izin dan halangan apapun.

Nama saya dicatat dalam buku pelanggaran oleh pembina kami, pembina seluruh kelas 6. Dan tentu saja, nama nama yang terjaring akan DIPANGGIL sorenya selepas maghrib. Khusus kami, rupanya dipanggil setelah isya.

Ada beberapa orang teman lain yang terjaring juga, sekitar 7 orang agaknya. Kami semua dikenai hukuman berendam di kolam ikan. kolam itu dekat kantor penerimaan tamu. di pinggir jalan utama. Untungnya lampu di sekitar lokasi tidak begitu terang.

Lumayan lama kami berendam di kolam ikan itu. hingga pukul sebelas malam seingat saya. kami berendam dari pukul sembilan malam. Karena itu pas di jam belajar, jadi, tidak.begitu ramai santri santri lain yang lalu lalang di jalan utama.

Padahal kolam itu tidak dalam, sekitar betis atau lutut. namun kami mesti jongkok, sehingga tenggelam sampai leher, begitu selama dua jam, sesekali ada curi berdiri. Kalo melarikan diri ke asrama, lebih bahaya lagi.

Kami berendam, tepatnya disuruh berendam selama dua jam. badan menggigil, dingin menggeletar. padahal kesalahan baru dilakukan kali itu. Mungkim kawan lain iya, he he. Namun tak apa. itulah nostalgia saat nyantri. kami ambil hikmahnya saja.

Dan kadang kadang, hukuman seperti ini jadi humor tersendiri bagi kami. walau sedikit tertekan karena image jadi turun, wibawa abang kelas jadi lentur. Masih untung tidak dibotak kepala ini. wah!
..............

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline