peristiwa peristiwa datang pergi
ditangkap puisi
menjadi warna tubuhnya.
Hitam-merah perjalanan
putih-mulus pengalaman
bertabur di pori pori puisi.
Semua keindahan dan kengerian
yang dijangkau pikiran
melintasi impresi
dan merambah ke aliran darah:turun-naik dari jantung ke otak.
Tubuh puisi menyublimasi alam luar
mereduksi capaian material manusia modern yang dahaga, liar dan lapar.
Tubuh puisi menyediakan diri sebagai nyanyian sekaligus hidangan.
Tubuh puisi meliuk liuk
merambati sepi sepi
menyusup kesangsian
tentang semua kemungkinan dan kewarasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H