Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Tips: Menulis Tanpa Hambatan ala Kuantum

Diperbarui: 8 Agustus 2021   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sesekali waktu tentu pernah terngiang sesuatu yang "kuat" di benak kita untuk diungkapkan dan disampaikan dengan tulisan, namun kita merasakan hambatan hambatan tertentu.

Apalagi bila kita menyengaja "datangnya" ide menulis itu, tentu lebih membutuhkan energi untuk mengeksplore dan menuntaskannya menjadi tulisan yang bermakna.

 Menulis ala kuantum dapat sebagai jalan untuk mewujudkan gambar mental dan konsep yang ada di kepala kita.

Model ini disebut juga dengan menulis  cepat atau  free writing. Yaitu kemampuan mengungkapkan gagasan seketika dan secepat mungkin dalam bentuk tulisan.

Sebagian orang mungkin menulis kapan dia suka saja, tentang apa saja tanpa berdasarkan cepat atau lambatnya tulisan itu selesai. 

Tapi para pakar selalu mengusulkan agar anda memiliki slot waktu untuk menulis, walau hanya sebaris kalimat, agar "saraf" menulis kita terus aktif. Ini berbeda maknanya dengan menulis lintasan di status WA atau wall FB.

Sejalan dengan maksudnya, menulis ala kuantum membutuhkan konsentrasi penuh dan kedalaman terhadap materi yang diangkat. Dalam praktiknya, kita mesti menghindari editing saat menulis, editing dilakukan ketika semua yang kita maksud telah dituliskan, termasuk referensi dan varian lainnya.

Beberapa pakar menyebut ini sebagai proses "mengalir" (flow), tulis dan gambarkan saja dengan bebas dan detail.

Bahkan anda boleh mengabaikan tata bahasa di bagian ini. Tuliskan saja, bila anda menemukan kemacetan, silahkan tulis :" aku tak tahu menulis apa lagi", dan terus tuliskan sampai apa yang kita maksud (dalam pikiran) rampung. Biasanya, seorang profesional menulis hingga enam jam dalam sehari.

Jadi, menulis  ala kuantum  bertujuan untuk melewati "hambatan" menulis. Kita melakukannya dengan bebas sambil mengakumulasi semua pengalaman/ rasa yang berkaitan dengan tema:
 tanpa ada pertimbangan otak kiri (evaluatif) secara langsung, tapi mengedepankan otak kanan (kreatif) dalam merealisasikan satu tulisan yang bermakna dan bertenaga.

Sekarang, tuliskan saja ide anda, tuntaskan, baru edit dan perbaiki kemudian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline