Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Zaman dan Kesepian Kita

Diperbarui: 27 Juli 2021   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

___"Dunia akan selalu menjadi panggung bagi anak anak zaman yang kesepian. Entah itu selaras dengan tujuan abadinya atau kesepian itu hanya duri semata."___

Kata Gibran, kita adalah anak anak zaman dan kehidupan. Kita mungkin terlahir bahagia, memproses mimpi, gairah dan pegorbanan. Atau seluruh hidup kita adalah penderitaan dan pengorbanan. Atau hidup kita hanyalah pengabdian dan pemainan. Kesemuanya bernilai sama, dan kesemuanya adalah Cara Tuhan menampakkan realitas.

Banyak manusia mengira, bahwa kehidupan akan hilang begitu saja dan hanya waktu yang membuat kita binasa. Namun kehidupan menyimpan dinding rahasia di baliknya, rahasia kembali dan dan menjadi abadi melampaui realitas yang tampak ini.

Maka anak anak zaman yang kesepian akan selalu memintal sepinya dari waktu ke waktu. Menyangka dirinya hanya seonggok benda dan materi. Padahal kesepian dan pencariannya adalah relung tanya hakikat yang menuntut jawab. Jawaban bagi bahagia dan sengsaranya. Jawaban bagi suka dan dukanya. Dan juga jawaban bagi apa yang telah ia abaikan dari hidup ini.

Dunia akan selalu menjadi panggung bagi anak anak zaman yang kesepian. Entah itu selaras dengan tujuan abadinya atau kesepian itu hanya duri semata.

ehidupan telah menjadi hamparan hidangan dari  sisiNya, Pun Ia telah memberikan seluruh tamsil tentang watak manusia, gejala dam peristiwa, sejak Adam, Nuh, Ibrahim (AS) dan sampai ke kita. Lalu kita menempuh jalan dari yang kita yakini guna menebus semua sepi sepi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline