Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Rahman

TERVERIFIKASI

profesional

Puisi: Tak Ada Keseruan untuk Orang-orang Kecil Tahun Ini

Diperbarui: 15 Agustus 2020   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto ilustrasi: shutterstock.com

Tak ada upacara peringatan 17 Agustus tahun ini. Tidak ada lagi lomba panjat pinang, tarik tambang dan bakiak. Tak ada keseruan datang kembali seperti setahun setahun yang lalu...

Tak ada orang-orang tertawa terpingkal-pingkal begitu rupa ketika melihat celana peserta panjat pinang yang melorot jauh ke bawah atau melihat ibu-ibu yang kesulitan menangkap belut dan memasukkannya ke dalam botol

Tak ada tawa riang untuk orang-orang kecil tahun ini    

Kemana perginya tawa dan kegembiraan itu?

Aku menulis sajak ini dalam keharuan yang sangat. Ya, sebab hanya pada perayaan peringatan 17 Agustus lah orang-orang kecil bisa merayakan kegembiraannya setelah mereka kelelahan dihimpit kesulitan dan melihat tontonan kepedulian yang naif pada realitas ketimpangan yang dihasilkan oleh kesewenang-wenangan dan nasib yang tidak berpihak

Pada peringatan 17 Agustus lah aku pernah mendapati bocah kecil yang menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya dengan mata berair. Dia larut dalam keharuannya. "Hanya air mata yang bisa kupersembahkan kepadamu, ibu Pertiwiku," barangkali begitu lah ia melukis puisi di dalam dadanya

Tidak, tidak ada kegembiraan dan keharuan seperti itu lagi tahun ini. Tidak ada tawa, kegembiraan dan semangat yang sama tahun ini

Yang ada adalah berjuang. Berjuang  keras sambil berkejar-kejaran, menonton drama ketimpangan dan mendengarkan suara fals tentang hidup yang berjuang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline