Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Rahman

TERVERIFIKASI

profesional

The Happiness, Sebuah Catatan Ringan

Diperbarui: 18 Juli 2020   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto ilustarsi: https://thriveglobal.com/

Ketika berjumpa dengan teman-teman dan karib kerabat yang suka bertanya: Apakah arti 'bahagia' menurut saya? Apakah saya sekarang bahagia? Dan, pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa dan yang sejenisnya. Masing-masing pertanyaan biasanya saya jawab dengan jawaban berbeda-beda. Tak pernah ada yang sama sebab jawaban itu keluar begitu saja secara spontan. Saya tidak pernah menyimpan dan merekam di komputer saya.

Tapi, betapapun berbeda-bedanya jawaban saya, semua jawaban saya sebenarnya nyaris serupa.

Apa itu 'kebahagiaan'?

Definisi 'kebahagiaan' menurut KBBI adalah: keadaan atau perasaan senang dan tenteram. Kamus Inggris Oxford malah mengartikan 'kebahagiaan' secara lebih sederhana, yaitu: keadaan bahagia.

Tetapi, jika kita mau menyelami sedikit lebih dalam, kita akan menemukan definisi 'bahagia' dalam Kamus Bahasa Oxford yang sedikit lebih mentereng ketimbang, yaitu: merasa atau menunjukkan kesenangan atau kepuasan.

Anda boleh mendengar dari siapapun bagaimana orang-orang di sekeliling Anda mendefiniskan 'bahagia', dan cara mengekspresikan dan mencapainya. Anda juga boleh belajar teori-teori dari buku-buku, dan akhirnya Anda akan mendapatkan kesimpulan yang sama dengan saya: jawaban yang berbeda-beda. 

Saya pernah tertarik dengan konten dari sebuah video pendek Dr. Robert Lustig, ahli endokrinologi pediatrik, dari Amerika. Lustig, di videonya itu, menjelaskan pandangan menariknya tentang apa itu kesenangan dan kebahagiaan.

Menurut Lustig, kesenangan dan kebahagiaan itu tidak sama. Materi mendatangkan kesenangan, sedangkan kebahagian tidak. Kesenangan itu sementara, sedangkan kebahagiaan itu sebaliknya; langgeng.

Kesenangan adalah fisikal dan sangat emosional, kebahagiaan adalah rohani dan spiritual.

"Menerima itu membuat kita senang, tetapi memberi itu membuat kita bahagia," kata Lustig.

Dalai Lama, seorang spiritual dan guru umat Buddha Tibet, juga memiliki pandangan yang sama menariknya dengan Lustig. Menurutnya, kebahagiaan adalah terbebaskannya manusia dari segala belenggu penderitaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline