Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Rahman

TERVERIFIKASI

profesional

Melakukan Negosiasi, Kau Kira Mudah?

Diperbarui: 2 Juli 2020   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto ilustrasi: https://www.commisceo-global.com/

Saya memiliki begitu banyak teman, dan karib kerabat yang menjadi profesional-profesional di bidangnya masing-masing. Mereka bekerja di industri keuangan, di pabrik, di kontraktor dan konsultan, dan lain-lain. Yang bekerja di Indonesia dan di luar negeri.

Ada yang berlatar belakang pas-pasan, maksud saya: nilai raportnya pas-pasan alias tidak terlalu pintar, dan, tentu saja tak pernah jadi juara kelas! Tetapi, ada yang pintar sekali. Frans, teman saya, adalah lulusan universitas sangat elit. Dari cerita yang pernah dikisahkannya, dulu, ia pernah berada di Tokyo, Jepang: ikut olimpiade fisika. Saya tertegun mendengar kisahnya: otaknya bukan main encernya!

Namun, jika Anda bertanya kepada saya, siapa diantara mereka -teman dan karib kerabat- yang membuat saya merasa takjub dan memberikannya apresiasi, saya akan jawab bahwa hanya kisah milik Fitri saja yang layak kutulis di artikel hari ini. Bukan kisah Frans yang pernah ikut olimpiade matematika di Jepang itu...

Pekerjaan utama dan title Fitri sebenarnya adalah Head of Finance. Tetapi, sebenarnya, ia lebih sering mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tugas pokoknya, melainkan ia kerap diberikan tugas menemani bos-nya rapat dan bertemu dengan beberapa Client untuk mengurusi kontrak dan yang sejenisnya. Nah, pada satu waktu, oleh CEO perusahaan, ia ditugasi melakukan negosiasi yang tak biasa.

Negosiasi yang tak biasa itu, dalam apa yang saya sebut sebagai imajinasi saya, itu adalah negosiasi yang tak lumrah, sulit, janggal, dan tak logis. Tingkat keberhasilannya sangat muskil, sangat mustahil. 

Saya berandai-andai, bahkan jika Fitri hanya berhasil mencapai setengah dari yang ditargetkan saja, niscaya apa yang sudah dilakukannya itu pasti akan menjadi inspirasi, layak ditulis, dan menggoda keyakinan saya. It's a simply irresistible!

Bagaimana tidak?

Ketika ia melakukan pekerjaan itu, Fitri mempertaruhkan kontrak: apakah akan diamendemen, diputus, didenda, atau bahkan mengakibatkan tindakan litigasi yang mahal harganya - misalnya dibawa ke pengadilan. Padahal, ia nyata-nyata membawa 'pesan' janggal dan mustahil akan disetujui oleh Client.

Bagaimana sedikit kisahnya dan mengapa saya mengatakan itu adalah pekerjaan 'janggal'?

Karena tak terjadi kesepakatan (harga) antara pemilik proyek dengan Pemerintah, pemilik proyek pun akhirnya harus mengambil keputusan sangat sulit: membatalkan proyek! Itu terjadi pada tahun 2015.

Tetapi, naas dan sangat sial, sebelum 2015, beberapa subkontrak pengadaan ternyata sudah ditandatangani pimpinan dan beberapa komponen sudah dibeli oleh vendor, termasuk komponen yang dibeli perusahaan tempat Fitri bekerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline