Lihat ke Halaman Asli

Produksi dalam Ekonomi Islam

Diperbarui: 18 Oktober 2016   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian di manfaatkan oleh konsumen. Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi islam pada akhirnya mengerucut pada manusia dan eksistensinya, yaitu mengutamakan harkat kemuliaan manusia. Hal ini menimbulkan dua implikasi berikut. Pertama, produsen hanya menghsilkan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan meskipun belum tentu keinginan konsumen, karena sifatnya manusia tidak terbatas mengakibatkan ketidak jelasan antara keinginan dan apa yang bener-benar menjadi kebutuhan hidupnya. Barang dan jasa yang dihasilkan harus memiliki manfaat real bagi kehidupan bukan hanya memberikan kepuasan maksimum. Dalam konsep musalahah, salah satu formulanya adalah memenuhi unsur manfaat. Kedua, kuantita produk yang diproduksi tidak berlebihan, tetaoi sebatas kebutuhan yang wajar.

  • MENEMUKAN KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN PEMENUHANNYA

Meskipun produsen hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia, bukan berarti produsen bersifat pasif dan reaktif kepada kebutuhan manusia,yang memproduksi hanya berdasarkan permintaan konsumen.

  • MENYIAPKAN KESEDIAAN BARANG ATAU JASA PADA MASA DEPAN

Sikap produktif ini juga harus berorientasi ke depan dalam arti berikut. Pertama, harus mampu menghasilkan uang dan jasa yang bermanfaat bagi kehidupan pada masa mendatang. Kedua, menyadari bahwa sumberdaya ekonomi tidak hanya diperuntukkan bagi manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk generasi mendatang. Orientasi kedepan ini mendorong produsen untuk terus menerus melakukan riset dan pembangunan yang bertujuan debagai efesiensi dalam pengelolaan sumberdaya ekonomi.

  • PEMENUHAN SARANA BAGI KEGIATAN SOSIAL DAN IBADAH KEPADA ALLAH SWT

Inilah tujuan produksi yang tidak mungkin dapat trcapai dalam ekonomi konfesinal yang bebas nilai. Tujuan ini membawa implikasi yang luas sebab produksi tidak selalu menghasilkan keuntungan material, tetapi harus mampu pula memberikan keuntungan bagi orang lain dan agama.

  • MOTIVASI PRODUSEN DALAM BERPRODUKSI

Dalam ekonomi konvensional, motifasi pertama bagi produsen adalah mencari keuntungan material secara maksimal. Keuntungan maksimaltelah menjadi insentif yang sangat kuat bagi produsen untuk melaksanakan produksi. Dalam pandangan ekonomi islam, motifasi produsen seharusnya sejalan dengan tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen.

  • NILAI-NILAI ISLAM DALAM PRODUKSI

Upaya produsen untuk memperoleh maslahah yang maksimum dapat terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai islam. Dengan kata lain, seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan tehnikal yang islami, sebagaimana dalam kegiatan konsumsi. Sejak dari kegiatan mengorganisasi faktor produksi, proses produksi, hingga pemasaran dan pelayanan kepada konsumen semuanya harus mengikuti moralitas dan aturan teknis yang dibenarkan oleh islam.

  • PRODUKSI DALAM PANDANGAN ISLAM

Prinsip dasar ekonomi Islam adalah keyakinan kepada Allah SWT sebagai Rabb dari alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci umat Islam. Dengan keyakinan akan peran dan kepemilikan absolut dari Allah Rabb semesta alam, maka konsep produksi di dalam ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat. Orang bisa berkompetisi dalam kebaikan untuk urusab dunia, tetapi sejatinya mereka sedang berlomba-lomba mencapai kebaikan di akhirat. contoh seperti kita menolong seseorang.

KESIMPULAN

            Secara teknis produksi adalah proses mentransformasi input menjadi output, tetapi devinisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas. Kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi islam pada akhirnya mengerucut kepada manusia dan eksistensinya, yaitu mengutamakan harkat dan kemuliaan manusia. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal yang islami. Nilai-nilai islam yang relavan dengan produksi dikembangkan dari tidga nilai utama dalam ekonomi islam, yaitu; khilafah, adil, dan takaful




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline