Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Parkir Liar juga ada di Kolombia

Diperbarui: 29 Januari 2025   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parkir Liar: Ilustrasi AI

Salah satu masalah sosial yang sedang menjadi topik pembicaraan yang hangat di negeri kita adalah masalah parkir liar di Mie Gacoan di salah satu tempat yang ramai. Selain itu yang sering ramai menjadi kontroversi adalah parkir liar di mini market baik Indo atau Alfa.   Nah ternyata masalah parkir liar bukan hanya ada di Indonesia, tetapi di Kolombia juga ada, yuk ikuti kisahnya.
Setelah beberapa hari bermalam di Bogota dan hanya saya berani jalan jalan sendirian di siang hingga sore hari, akhirnya tibalah waktunya untuk sejenak menikmati kehidupan malam yang cukup meriah di ibu kota Kolombia ini.
Malam itu, kami memutuskan untuk menikmati kehidupan malam di kawasan Chapinero, Bogot, salah satu distrik hiburan paling terkenal di ibu kota Kolombia.
Chapinero adalah kawasan yang sangat beragam, dengan pusat perbelanjaan, bar, klub malam, restoran, dan tempat nongkrong yang menarik.
 Namun, satu hal yang perlu diwaspadai saat naik kendaraan pribadi ke sini adalah parkir liar atau yang dikenal sebagai cuidacoches atau trapitos rojos. Dinamakan Trapitos rojos karena mereka mengenakan pita merah kecil di lengan.
Mencari Tempat Parkir di Chapinero
Saat tiba di dekat salah satu bar terkenal, kami  segera menyadari bahwa tidak ada lahan parkir resmi di sekitar. Semua tempat sudah diisi mobil, dan di setiap sudut jalan ada pria-pria yang berdiri dengan kain merah kecil di tangan---ciri khas para cuidacoches. Salah satu dari mereka mendekati mobil kami dan berkata:
"Parcero, aqu puedes dejar el carro, yo te lo cuido." (Kawan, kamu bisa parkir di sini, saya akan menjaganya.)
Meskipun ini adalah area parkir umum dan gratis, kami  tahu bahwa menolak mereka bisa berisiko. Jika kami  tidak membayar, ada kemungkinan mobil  akan mengalami "kejadian aneh" seperti goresan, kaca spion dilipat paksa, atau bahkan ban dikempiskan.
Berapa Biaya Parkir Liar di Bogot?
Ketika ditanya  dengan santai berapa biaya yang harus dibayar. Tukang parkir liar itu  menjawab, "Lo que quieras, amigo." (Terserah kamu, kawan).
Menurut informasi yang sebelumnya saya dapat,  jika  memberi terlalu sedikit, biasanya  ada risiko dia tidak puas. Biasanya, tarif parkir liar di Chapinero berkisar antara COP 5.000 -- 20.000 (sekitar Rp20.000 -- Rp80.000), tergantung lokasi dan hari. Karena ini malam akhir pekan dan daerahnya ramai,  akhirnya kami memberikan COP 15.000 (sekitar Rp60.000) dan dia menerima  dengan senang hati sambil mengucapkan "Muchas Gracias, Seor."
Kami kemudian mampir ke salah satu restoran dan menikmati makan malam yang lezat sambil meresapi suasana malam panjang di Bogota.  Setelah itu kami juga sejenak jalan-jalan melihat-lihat kawasan di situ. Ramai sekali kaum muda Baik penduduk lokal maupun wisatawan di sini. Selain bar, restoran dan  tempat hiburan malam, ternyata Ada juga kasino.
Malam telah cukup larut  ketika kami kembali  ke kendaraan. Lelaki yang tadi menjaga parkiran melambaikan tangan dan berkata, "Todo bien, parcero!" (Semuanya baik, kawan!).
Meskipun kami  merasa sedikit "dipaksa" membayar parkir liar, namun kami menyadari bahwa ini adalah bagian dari ekonomi informal di Bogot dan juga kota koya besar lain di Kolombia seperti Medelln dan Cartagena. Bagi banyak cuidacoches, ini adalah satu-satunya cara mereka mendapatkan penghasilan.
Negara-Negara Lain yang Juga Memiliki Parkir Liar
Ternyata, parkir  liar bukan hanya ada  di Indonesia dan Kolombia. Fenomena ini juga dapat ditemukan di berbagai negara dengan sistem parkir yang belum tertata rapi atau di kota-kota dengan kepadatan kendaraan tinggi.
Berikut beberapa negara lain yang juga memiliki fenomena parkir liar mirip dengan yang ada di depan Indomaret di Indonesia:
1. Brasil -- Flanelinhas
Di kota-kota besar seperti So Paulo dan Rio de Janeiro, ada kelompok tukang parkir liar yang disebut "flanelinhas". Mereka mengklaim "menjaga" mobil yang diparkir di jalan umum dan meminta bayaran antara R$5 -- R$20 (sekitar Rp15.000 -- Rp60.000). Jika tidak membayar, mobil bisa dirusak atau dicoret.
2. Filipina -- Bouncer Parkir di Manila
Di Manila, banyak jalanan dipenuhi dengan "bouncer parkir", yaitu preman yang menguasai area tertentu dan meminta bayaran kepada pengendara. Tarif parkir liar di Manila bisa mencapai PHP 50 -- 200 (sekitar Rp15.000 -- Rp60.000). Jika tidak membayar, ada kemungkinan kendaraan akan mengalami kerusakan misterius.
3. Italia -- Parcheggiatori Abusivi
Di kota-kota seperti Napoli dan Palermo, ada kelompok yang dikenal sebagai "parcheggiatori abusivi". Mereka sering ditemukan di dekat stadion, tempat wisata, dan kawasan hiburan malam. Biaya parkir liar di sana berkisar antara 2 -- 10 (sekitar Rp35.000 -- Rp175.000). Polisi sering melakukan razia, tetapi praktik ini tetap ada karena permintaan parkir yang tinggi.
4. Spanyol -- Gorrillas di Sevilla dan Madrid
Di Spanyol, terutama di Sevilla dan Madrid, tukang parkir liar disebut "gorrillas". Mereka meminta bayaran dari pengendara yang parkir di jalan umum. Jika tidak membayar, mereka bisa melakukan intimidasi atau merusak kendaraan. Tarif yang mereka kenakan biasanya antara 1 -- 5 (sekitar Rp17.000 -- Rp85.000).
Fenomena parkir liar terjadi di banyak negara, terutama di kota-kota dengan masalah parkir yang belum teratasi. Di Bogot, cuidacoches mendominasi jalanan di kawasan hiburan seperti Chapinero. Sementara itu, di Brasil ada flanelinhas, di Filipina ada bouncer parkir, di Italia ada parcheggiatori abusivi, dan di Spanyol ada gorrillas.
Meskipun terkadang dianggap sebagai "pajak tidak resmi" untuk keamanan kendaraan, parkir liar tetap menjadi masalah yang sulit dihilangkan di banyak kota di dunia.
Bagaimana pendapat pembaca?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline