Sabtu, 18 Januari 2025, Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas) menjadi saksi keseruan acara kolaborasi tiga komunitas Kompasiana---Ketapels, Komik, dan Ladiesiana---dalam perayaan HUT IX Ketapels.
Meski hanya berlangsung setengah hari, rangkaian kegiatan ini, acara ini berhasil memberikan pengalaman penuh inspirasi, pembelajaran, dan kebersamaan kepada para peserta.
Dipimpin oleh ketua masing-masing komunitas, yakni Kak Denik dari Ketapels, Kak Dewi Puspa dari Komik, dan Kak Rhiap Windhu dari Ladiesiana, acara ini berlangsung lancar dan meriah. Dukungan dari sejumlah anggota komunitas, seperti Kak Linda dari Komik yang banyak membantu dalam presentasi, penerimaan peserta dan pemutaran film animasi, juga tak terlupakan. Kak Didi, anggota Ketapels yang bertugas sebagai MC, sukses memandu acara dengan gaya santai namun penuh energi, membuat suasana semakin hidup.
Pembukaan: Puisi, Pantun, dan Quiz
Sekitar pukul 8.30, saya tiba di museum ini setelah lebih 15 menit jalan kaki dari stasiun Pasar Senen. Ini pertama kali saya turun KRL di sini dan menikmati suasana yang khas. Mengingatkan masa dulu ketika kerap sekali ke kawasan ini.
Sampai di museum, Mbak Denik kebetulan menyambut di pintu masuk dan memberikan info lokasi acara, yaitu aula di tengah halaman museum yang luas. Suasana jadoel langsung menyambut di Gedung yang dulunya merupakan sekolah dokter bernama STOVIA ini.
Sudah lumayan banyak yang datang walau acara belum dimulai. Ketika mendaftar, saya dapat nomor doorprize 26 dan juga tanaman berupa bibit kemangi. Sebenarnya boleh memilih sendiri loh.
Sekitar sepuluh menit kemudian, tiba tiba saja trio Kak Denik, Kak Dewi Puspa dan Kak Windhu tampil ke depan secara bergiliran sambil membacakan puisi penyair kondang Sapardi Djoko Damono.
Suasana langsung meriah dan Kak Didi sebagai MC juga langsung beraksi sambil menyebutkan bahwa acara ini akan banjir hadiah
Diselingi dengan pantun dan quiz, acara kemudian berlanjut dengan pembacaan puisi oleh salah satu peserta yang membawakan karya berjudul "Hujan yang Menulis Nama". Puisi yang penuh makna ini menciptakan suasana reflektif di awal acara, membangun antusiasme para peserta.