Aviasi, industri yang menjadi tulang punggung globalisasi, kini menghadapi tantangan besar: bagaimana tetap terbang tinggi sambil menjaga bumi tetap hijau. Dengan emisi karbon yang signifikan---sekitar 2,5% dari total emisi global---industri ini berada di bawah tekanan untuk berubah.
Namun, di balik tantangan ini, ada cerita menarik tentang inovasi, komitmen, dan harapan menuju masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan.
1. Bahan Bakar Masa Depan: Sustainable Aviation Fuel (SAF)
Sustainable Aviation Fuel (SAF) adalah bintang baru dalam upaya keberlanjutan di dunia aviasi. Dibuat dari bahan baku seperti minyak nabati, limbah industri, dan biomassa, SAF dapat mengurangi emisi karbon hingga 80% dibandingkan bahan bakar konvensional. Maskapai besar seperti United Airlines, Lufthansa, dan KLM telah mulai menggunakan SAF dalam operasional mereka.
Namun, SAF masih menghadapi tantangan besar: harganya yang tinggi dan ketersediaan yang terbatas. Untuk mengatasi ini, berbagai pemerintah dan perusahaan aviasi bekerja sama untuk meningkatkan produksi dan distribusi SAF. Contohnya, Uni Eropa telah meluncurkan "ReFuelEU Aviation," sebuah kebijakan untuk meningkatkan penggunaan SAF secara signifikan di kawasan tersebut.
2. Pesawat Listrik dan Hibrida: Dari Fiksi ke Realita
Jika SAF adalah solusi jangka pendek, pesawat listrik dan hibrida menjadi mimpi besar jangka panjang. Perusahaan seperti Airbus, Rolls-Royce, dan startup Eviation sedang berlomba-lomba mengembangkan teknologi ini.
Pada tahun 2023, Eviation meluncurkan pesawat listrik bernama Alice, yang dapat membawa sembilan penumpang dengan jarak tempuh hingga 800 kilometer. Pesawat ini menjadi bukti bahwa penerbangan jarak pendek dengan emisi nol bukan lagi sekadar konsep. Namun, untuk penerbangan jarak jauh, teknologi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama dalam hal kapasitas baterai.
3. Bandara Ramah Lingkungan: Lebih dari Sekadar Gerbang Udara
Bandara, yang sering kali dianggap sebagai pusat kemacetan dan konsumsi energi, juga ikut berbenah. Bandara Changi di Singapura, misalnya, telah mengintegrasikan energi surya untuk sebagian besar operasionalnya. Bandara Schiphol di Amsterdam bahkan telah menggunakan armada kendaraan listrik sepenuhnya untuk transportasi di dalam bandara.