Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

7 Alasan Judol Subur di Indonesia Walau Mengaku Negeri Relijius

Diperbarui: 22 November 2024   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Judol: uinsgd.ac.id


Indonesia sering disebut sebagai negara religius, di mana mayoritas penduduknya menganut agama dengan nilai-nilai moral dan etika yang melarang praktik seperti perjudian. Namun, kenyataannya, judi dalam berbagai bentuk tetap subur dan bahkan menjadi fenomena yang sulit diberantas. Dari perjudian online hingga taruhan tradisional, praktik ini terus berkembang meskipun melanggar hukum dan ajaran agama.

Berikut adalah tujuh alasan mengapa judi tetap subur di Indonesia:

1. Kebutuhan Ekonomi dan Tekanan Hidup

Banyak orang yang terlibat dalam judi karena alasan ekonomi. Dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan ketimpangan pendapatan yang signifikan, beberapa orang melihat judi sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang. Dalam situasi sulit, taruhan kecil yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar menjadi daya tarik yang sulit ditolak.

Sebagian masyarakat yang hidup dalam tekanan ekonomi percaya bahwa keberuntungan melalui judi dapat menjadi solusi cepat, meskipun kenyataannya lebih sering membawa kerugian.

2. Adanya Celah dalam Penegakan Hukum

Meskipun judi dilarang secara hukum di Indonesia, penegakan aturan ini seringkali tidak konsisten. Operasi perjudian ilegal kerap mendapat perlindungan dari oknum tertentu, sehingga sulit diberantas sepenuhnya.

Judi online, misalnya, terus tumbuh karena sulitnya melacak dan mengendalikan aktivitas ini di dunia maya. Bahkan, banyak situs judi yang beroperasi dengan bebas dan mudah diakses oleh masyarakat.

3. Tradisi dan Budaya Lokal

Di beberapa daerah, perjudian telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya lokal. Misalnya, di acara adat tertentu, praktik seperti sabung ayam atau adu domba sering melibatkan taruhan uang. Meskipun secara agama hal ini dianggap melanggar, masyarakat menganggapnya sebagai bagian dari hiburan atau kebiasaan turun-temurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline