Pagi kembali merekah di Tashkent, dan setelah makan pagi, saya kembali bersiap-siap untuk menjelajah kota ini.
Tempat pertama yang saya sambangi adalah Amir Timur Square yang ada tepat di depan hotel Uzbekistan. Sebenarnya saya sudah beberapa kali ke sini termasuk dalam kunjungan pertama tahun lalu. bahkan dari kamar saya di lantai 14, saya bisa menikmati keindahan taman atau lapangan lengkap dengan patung Amir Timur yang sedang menunggang kuda.
Kali Ini saya berjanji akan menikmatinya lebih lama dan mendalam sekaligus menelaah lebih rinci akan sejarah lapangan dan juga tokoh yang sekarang menjadi simbol kebanggaan rakyat Uzbekistan.
Dengan menyusuri lorong bawah tanah yang menuju stasiun metro saya bisa keluar langsung di lapangan Amir Timur. Sang mentari pagi menyinari dengan lembut ketika saya berjalan di antara pepohonan, jalan setapak kursi santai di tengah alun-alun dengan tujuan Patung Amir Timur.
Amir Timur Square merupakan salah satu alun-alun paling ikonik di Tashkent. Saya berjalan kian mendekat menuju patung Amir Timur yang menunggang kuda.
Sebuah. monumen yang mencerminkan keagungannya sebagai seorang penakluk Patung ini begitu ikonik, dengan Amir Timur digambarkan memegang kendali kuda dengan satu tangan, dan tangan lainnya terangkat seolah sedang memberi komando, sebagai lambang kepemimpinannya yang tak tertandingi.
Sambil berjalan santai di sekitar alun-alun, saya melihat banyak keluarga dan anak-anak yang bermain di taman sekitar, sementara pasangan muda duduk santai di bangku-bangku, menikmati suasana.
Alun-alun ini, meski megah, memberikan kesan damai dan terbuka. Ia seakan mengucapkan selamat datang bagi siapa saja. Suasana ini membuat saya semakin penasaran dengan kisah Amir Timur yang menghiasi sejarah Uzbekistan. Sebagian merupakan fakta sejarah, tidak sedikit pula yang merupakan mitos dan legenda.