Selepas menikmati jenang legendaris dan juga berbelanja di Pasar Beringharjo, kami menyebrang ke tempat yang juga wajib dikunjungi jika main ke Yogyakarta, yaitu Hamzah Batik yang dulu bernama Mirota Batik.
Salah satu ciri khas tempat ini adalah para karyawan yang selalu menyambut dan menyapa dengan sopan dan tanahnya dengan busana Jawanya yang khas.
Selain itu banyaknya kata-kata humoris di tempat ini juga selalu memanjat pengunjung sering tersenyum sendiri ketika membacanya. Salah satunya adalah tulisan "Copet dilarang masuk".
Juga ada papan besar bertuliskan nomor yang bisa dihubungi bilah kita ada keluhan terhadap pelayanan, produk dan bahkan jika patah hati dan ingin bunuh diri. Ada ada saja!
Tujuan pertama kunjungan siang itu adalah menikmati makan siang di resto Raminten 3 yang kebetulan ada di lantai 3.
Di depan resto dipajang contoh berbagai menu khas yang memiliki nama-nama unik, sekaligus menarik dan menggugah selera.
Ada nasi goreng kemul yang merupakan basi goreng diselimuti telur dadar. Juga ada minuman wedang uwuh berikut penjelasannya, serta segi pecel raminten dan segi pecel rawon.
Ketika memasuki restoran, kami disambut oleh pramuboga dengan kostum Raminten, lengkap dengan kebaya dan sanggul atau konde nya yang khas. Suaranya uang serak-serak basah dan manja membuat suasana menjadi cair dan meriah.
Kami memesan, sego pecel raminten, sego pecel rawon dan kingkong sebagai minumannya.
Sambil menunggu makanan, saya memperhatikan suasana di dalam restoran yang kebetulan Kodak terlalu ramai pengunjung siang itu. Di dekat meja kami ada foto-foto sultan Yogya. Kami hitung jumlahnya hanya ada sembilan sultan. Ternyata sultan HB I tidak ada gambarnya di dinding!