Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Domba dan Kuda di Antara Osh dan Sary-Tash

Diperbarui: 21 Agustus 2024   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuda di Jalan raya: Dokpri

Hari masih pagi di Osh, kota kedua terbesar di Kyrgyztan setelah ibukota Bishkek.  Setelah dua malam di sini, kami sudah harus siap-siap melanjutkan perjalanan menuju negeri stan berikutnya, yaitu Tajikistan. 

"Malam ini, kita akan menginap di homestay di Karakul,' jelas mas Agus sambil menambahkan bahwa ketinggian Desa Karakul lebih dari 4000 meter di atas permukaan laut sedangkan kota Osh sendiri masih terletak di Lembah Fergana yang subur dengan ketinggian sekitar 800-900 meter saja.   Jadi kita harus Bersiap-siap menghadapi perubahan ketinggian yang cukup drastis.

Dari Sunrise Hotel, kami mengucapkan selamat tinggal buat Mirlan, pengemudi yang telah menemani dari Tashkent sejak beberapa hari lalu. Kini posisi Mirlan digantikan oleh Zubah, adiknya yang masih berusia 23 tahun dan sekilas tampak lebih pendiam.

Sunrise Hotel Osh: Dokpri

Saya sendiri sudah berganti kostum dengan mengenakan rompi tradisional Kyrgyz serta peci Kyrgyz yang saya beli di Osh Market kemarin.  Kebetulan rompi saya kembaran dengan yang dipakai mbak Retha.  Rompi ini dibeli dengan harga lumayan terjangkau yaitu hanya sekitar 450 Som Kyrgyz atau sekitar 5 atau 6 USD saja.  Lumayan untuk persiapan menghadapi cuaca yang kian lama kian sejuk karena nanti perjalanan akan terus mendaki.

Perjalanan dimulai di jalan raya yang lumayan ramai meninggalkan kota Osh. Konvoi kendaraan sempat berhenti di pom bensin untuk mengisi bahan bakar.  Ini adalah awal Pamir Highway atau Jalan Raya M41 yang membentang sepanjang ribuan kilometer dari Osh ke Dushanbe.  Suatu perjalanan panjang yang akan kami tempuh dalam lebih dari satu minggu ke depan. 

Semakin jauh meninggalkan kota Osh, jalan semakin mendaki dan berliku. Di kanan kiri jalan banyak padang rumput dan juga rumah-rumah tradisional serta tenda tempat suku nomaden tinggal yang disebut Yurt. 

Padang rumput dan yurt: Dokpri

Dalam perjalanan ini juga, laju kendaraan beberapa kali terhambat karena terhadang oleh kawanan ternak yang digembala oleh orang berkuda.  Kumpulan domba mengusai seluruh jalan dan dengan susah payah, kendaraan baru bisa melewatinya. Kesempatan ini juga digunakan untuk sejenak beristirahat dan berfoto bersama rombongan ternak itu. 

Kawanan domba: Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline