Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Pertemuan di Tashkent, 18 Tahun Kemudian

Diperbarui: 8 Juli 2024   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Agus & Nazar: dokpri

Setelah dua malam di Tashkent dan jalan-jalan ke berbagai tempat kemana saja seorang diri, tiba waktunya bagi saya untuk bergabung dengan para peserta lain yang akan datang langsung dari Jakarta dengan pesawat Uzbekistan Airways  malam nanti.  

Setelah cek out dari Hotel Uzbekistan dan kemudian makan siang di sebuah resto cepat saji di Tashkent Mall yang ada di dekat stasiun metro Alisher Navoi atau Paxtakhor, saya kemudian naik taksi Yandex dari hotel Uzbekistan menuju Maxwell Hotel di Distrik Yashnobod, di  tenggara kota Tashkent.

Dalam  perjalanan dari pusat kota menuju arah pinggiran kota, tampak  beberapa stasiun metro Tashkent yang berada di jalur layang dengan nama menggunakan angka seperti 4 Bekat.  Kata  bekat sendiri bermakna stasiun dalam bahasa Uzbek.

Sebelumnya saya sudah berkomunikasi dengan Mas Agus yang sudah cek in duluan di hotel dan kalau nanti cek in bisa menggunakan nama Mukhammad Nazar, mitra Mas Agus dalam tur Atap Dunia di tiga negara Asia Tengah kali ini. Sekitar pukul 4 sore saya tiba di hotel dan cek in.  Hotelnya lumayan bagus walau terletak di kawasan pemukiman yang sepi dan tenang.

"Saya ada di kolam renang," demikian pesan mas Agus melalui whats up.  Ketika mampir ke kolam renang indoor, saya tidak dapat menemukan dirinya.  Di sebuah kursi tampak sedang duduk seorang lelaki yang melihat parasnya kemungkinan besar berasal dari Indonesia.  Di kursi lain tampak seorang perempuan sedang duduk santai dan di kolam renang ada seorang anak perempuan sedang bermain.

 Tepat seperti dugaan saya, lelaki ini ternyata adalah Khamdun, teman Mas Agus yang bekerja di Kedutaan Besar RI di Tashkent.  Sementara perempuan itu adalah istrinya yang bernama Rosalina dan anak perempuan yang sedang bermain di kolam adalah putri mereka.  

Saya sempat bercakap-cakap dengan Mas Khamdun yang sudah tinggal di Tashkent sejak tahun 1995.  Namun dia bercerita bahwa sekarang sudah tidak lagi bekerja di KBRI dan berwiraswasta saja.

Kami berbicara cukup panjang lebar hingga akhirnya mas Agus muncul dan memberitakan bahwa pesawat Uzbekistan Airways dari Jakarta akan mendarat lebih awal di Bandara Islam Karimov.  Karena iu ia akan bersiap-siap untuk menjemput Mas Kasan dan rombongan.

Dengan empat kendaraan 4 wheel  Drive, rombongan kami bergerak menuju ke bandara.  Sekitar pukul 7 malam baru rombongan dari Jakarta keluar dari bandara.  Sementara menunggu, saya sempat berkenalan dengan seorang mahasiswi Indonesia yang sedang belajar di Tashkent dan sedang menjemput orang tuanya yang dapat menjenguknya.

Dari bandara, kami tidak langsung ke hotel melainkan langsung makan malam di sebuah restoran Uzbek yang mengemudikan steak, daging dan salat.  

 Makan Malam: dokpri

Di resto bernama Qanotchi ini juga tentunya tersedia buah buah favorit seperti melon yang sangat manis rasanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline