Kota Osh merupakan kota kedua terbesar nomor dua di Kyrgyzstan setelah ibukota Bishkek dan merupakan kota pertama yang kami kunjungi setelah melewati perbatasan Uzbekistan Kyrgyzstan di Dostuk.
Sekitar pukul 9 pagi, kendaraan minibus berkapasitas sekitar 18 penumpang sudah parkir di halaman Osh Sunrise Hotel untuk mengantar berkeliling kota sampai sore nanti.
"Kali ini kita akan ditemani oleh pemandu wisata lokal," kata Mas Agus ketika semua sudah duduk manis di dalam bus.
"My name is Azamat, but please call ke Aza," seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahunan memperkenalkan diri sebagai Guide. Ia memakai kostum yang sangat bersahaja dengan kaos oblong warna putih dan celana pendek selutut warna hitam. Perawakan lumayan tinggi dengan rambut lurus belah tengah dan paras wajah khas Asia Tengah yang sangat mongoloid.
Langsung saja salah seorang peserta perempuan di kelompok kami memberi komentar bahwa Guide ini bukan style pria idamannya seperti petugas imigrasi Kyrgyzstan yang sempat menegurnya ketika menunggu terlalu lama kemarin. Bahkan komentarnya sempat membuat kami semua tersenyum ketika ie mengatakan bahwa penampakan pemandu ini mirip koko-koko penunggu toko elektronik di kawasan Kota di Jakarta.
Aza langsung saja memperkenalkan profil singkat kota Osh sekaligus memaparkan ringkasan destinasi jalan-jalan hari itu yaitu ke Sulaiman Too, pusat kota Osh serta Osh Bazaar dan sesudah itu waktu bebas berbelanja.
Tidak lama kemudian bus mulai bergerak meninggalkan Osh Sunrise Hotel dan segera menuju ke Sulaiman Too. Suasana lalu lintas di pusat kota Osh cukup ramai dan di berbagai tempat terjadi kemacetan yang lumayan panjang.
Aza mulai Memperkenalkan sejarah singkat Sulaiman Too atau Gunung Sulaiman yang sejak ribuan tahun lalu telah menjadi semacam tempat suci atau obyek ziarah bagi masyarakat kota Osh dan bahkan penduduk kawasan tersebut.