Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Menembus Atap Dunia di Hushang Pass

Diperbarui: 25 Juni 2024   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hushang Pass. (Dokumentasi pribadi)

Hari masih pagi sekitar pukul 9 ketika konvoi kendaraan meninggalkan desa di tepi danau Karukul dengan tujuan Murghab dan kemudian Alichoi, tempat kami akan menginap selanjutnya, yaitu guest house atau mehmanxona milik ibu Nazar.

Pamir Highway. (Dokumentasi pribadi)

Pada awalnya cuaca cukup cerah namun kemudian langit berubah sedikit mendung dan hujan rintik disertai butiran salju mulai turun.

Suasana Pamir highway pagi itu sangat sepi. Hanya ada empat mobil kami tanpa satu pun kendaraan lain baik yang searah maupun dari arah berlawanan.

Ibrahim, pengemudi yang berasal dari Tajikistan namun etnis Kyrgyz menjelaskan bahwa di sebelah kiri kita adalah negeri Kitai atau Tiongkok. Tampak pagar perbatasan dari kawat memanjang di sepanjang jalan, hanya ada pasir dan kerikil dan bebatuan dengan warna kecoklatan dan bukit atau gunung. Menurut Ibrahim kawasan di sekitar perbatasan dengan Tiongkok ini tidak ada penduduk nya, baik di sisi Tajikistan maupun Tiongkok.

Sementara di sisi kanan selain hamparan padang yang luas, pegunungan Pamir Alay dengan puncak berselimut salju abadi menemani perjalankan. Kondisi jalan pun bervariasi dari aspal, tanah hingga pasir, ada yang sedikit mulus sehingga mobil bisa dipacu kencang, namun sebagian besar dalam kondisi berlubang kecil atau besar sehingga sopir harus zig-zag dan berakrobat dengan serunya.

Saya bercakap-cakap dengan Ibrahim dalam bahasa Inggris dan Rusia. Dia berusia 43 tahun memiliki 3 anak lelaki. Uniknya pengemudi ini juga senang mempelajari beberapa kata dalam bahasa Indonesia seperti terima kasih dan jelek untuk menyatakan kondisi jalan yang buruk di kawasan pegunungan Pamir ini.

(Dokumentasi pribadi)

Cuaca mendung dengan sesekali cerah menemani. Hingga akhirnya rombongan tiba di Hushang Pass dengan ketinggian 4655 meter di atas permukaan laut.

Kami sempat berpose di papan nama yang baru dua bulan berubah nama dari Ak Batai. Nama Hushang Pass ini ditulis dengan bahasa Tajik, Rusia dan Inggris lengkap dengan keterangan ketinggiannya.

Sejenak saya arahkan pandangan ke jalan raya dari kerikil dan juga kondisi alam sekitar yang didominasi warna kecoklatan. Bukit dan pegunungan dengan langit warna biru yang dihiasi awan putih kehitaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline