Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Yuk Intip si Manis Jembatan Ancol Versi 1973

Diperbarui: 25 Maret 2024   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si Manis Jembatan Ancol:  Skrinsyut

Setiap kali melewati kawasan Ancol, saya mau tidak mau teringat akan sebuah legenda rakyat yang terkenal, yaitu Si Manis Jembatan Ancol.  Walaupun begitu masih banyak yang kurang paham dimana kah lokasi Jembatan Ancol tersebut.  Namun dari berbagai sumber banyak yang bilang kalau lokasi Jembatan Ancol yang dimaksud adalah Jembatan Goyang yang memang sampai sekarang masih lumayan angker.   Selain itu ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa lokasi si Manis ada di Jembatan Item.

Buat kita semua, sesungguhnya tidak terlalu penting lokasi angker mana di Ancol yang menjadi titik pusat mangkalnya si Manis, namun perlu mengenal sedikit banyak mengenai legenda yang ada. Salah satunya adalah melalui film atau sinetron yang berjudul Si Manis Jembatan Ancol.  Unik seperti juga lokasi jembatan, ternyata film atau sinetron tentang si Manis ini juga ada beberapa versi.  Akhirnya saya memilih salah satu versi yang sudah berusia lebih setengah abad, yaitu film Si Manis Jembatan Ancol yang dibintangi Lenny Marlina.  Yuk kita ikuti kisahnya.

Film yang diproduksi pada 1973 ini mengisahkan seorang perawan desa bernama Maria (Lenny Marlina) yang kebetulan putri seorang Haji Bernama Haji Acim (Masyur Syah).  Maria berpacaran dengan John (Farouk Afero) yang merupakan seorang Belanda Indo dan walaupun sering diejek oleh teman-teman John, Maria yang pandai bernyanyi kelihatannya menikmati masa-masa pacaran secara diam-diam itu. Salah satu lagu kesayangan Maria adalah Stambul Jampang.

Haji Acim sendiri sedang sakit dan merasa usianya tidak panjang lagi. Karena itu ia ingin sekali bertemu dengan pacar Maria.  Maria sempat bingung karena tidak mungkin dia mengajak John yang Indo Belanda. Secara kebetulan, maria naik sado yang dikemudikan Husin (Krisbiantoro) dan timbul ide untuk memperkenalkan Husin sebagai pacarnya.  Husin pun setuju dan keduanya mendapat restu dari Haji Acim.

Cerita makin menarik ketika Haji Acim memaksa Maria dan Husin untuk cepat menikah, bahkan kemudian sudah menyiapkan pernikahan mendadak lengkap dengan penghulu. Husin dan Maria yang dipanggil akhirnya tidak bisa menolak dan terpaksa menikah pura-pura. 

John yang sudah sekitar dua minggu tidak bertemu Maria, naik sepeda menuju ke rumah sang pacar. Di tengah perjalanan, sepedanya rusak sehingga kemudian dia menumpang sado Bang Husin.  Di sini lah John akhirnya mengetahui kalau Maria sudah menikah dengan Husin dan keduanya sempat terlibat perkelahian.  John kalah dan kemudian mengadu ke ayahnya, seorang Belanda totok.

Mulalah Belanda atau Kumpeni melakukan pencarian terhadap Husin dan Maria yang kemudian harus melarikan diri dari rumah.  Dalam pelariannya Maria sempat dilecehkan oleh penjahat dan pakaiannya dijual di tukang loak yang akhirnya dibeli oleh Husin.  Semenara beredar kabar sempat dilihat mayat seorang Perempuan di Sungai.  Di duga kuat bahwa Maria sudah meninggal dan di rumahnya diadakan acara pengajian.

Pada acara ini salah seorang peserta sempat melihat sosok seorang Perempuan yang mirip Maria sedang berdiri di bawah pohon di depan rumah dan kemudian menghilang. Sejak saat itu, masyarakat sering melihat penampilan Maria yang mendapat julukan Si Manis Jembatan Ancol.  Salah satu cerita yang cukup seram adalah pengalaman seorang tuang sado yang mendapatkan penumpang seorang Perempuan cantik yang minta diantar ke Ancol lewat Benteng.  Ternyata sado nya sampai di kuburan dan penumpangnya lenyap tanpa bekas.

Kisah dalam film ini kalau kita lihat terasa lebih banyak roman dan drama yang cukup sedih walau berisi sedikit komedi dalam sandiwara nikah pura-pura antara Husin dan Maria. Husin ternyata kemudian serius mencintai Maria, sementara Maria tetap setia kepada kekasihnya yang Indo atau sering juga disebut Belanda Hitam.  Melihat setting cerita, dapat dipastikan bahwa legenda ini sudah ada sejak zaman Belanda alias zaman Kumpeni dan walaupun kawasan Ancol terus berubah, legenda ini tetap hidup dalam masyarakat Jakarta.

Dalam film ini juga banyak adegan dan dialog yang cukup menyentuh hati, terutama ketika John meminta cium dari Maria. Maria menjawab bahwa malu ada yang melihat walau tidak ada orang di sekitarnya.  Ketika ditanya lebih lanjut, ternyata yang dimaksud adalah malu kepada Tuhan. Juga dialog Haji Acim kepada Maria, bahwa dia tidak menuntut untuk mendapatkan menantu yang kaya, tukang sado pun tidak apa-apa asalkan bangsa sendiri dan rajin beribadah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline