Mentari sudah menghilang di ufuk barat ketika saya tiba di pintu gerbang Vihara Dhamacakka Jaya yang berada di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Namun suasana tetap hangat dan ceria dengan sambutan tuan rumah yang begitu antusias dan bersemangat. Dengan berseragam kaos warna biru muda, tuan rumah dipimpin oleh pengurus Vihara, Bapak Unico Husein dan wakilnya, Bapak Lauren.
Perjalanan di Vihara Teravada dimulai dengan mengunjungi pintu gerbang utama yang hanya dibuka saat hari-hari tertentu saja. Di dekatnya ada ruang terbuka yang disebut dengan nama Taman Lumbini yang diambil dari nama tempat sang Buddha dilahirkan.
Juga ada dua pohon Bodhi, pertama dilengkapi dengan patung Buddha dan yang satunya lagi dengan replika telapak kaki sang Buddha.
Perjalanan dilanjut menuju sebuah bangunan cantik dengan arsitektur khas Thailand yang disebut Shima. Di ruangan inilah tempat para biksu ditasbihkan Di dalamnya ada Rupang atau patung Buddha yang berlapis emas dan dibuat di Thailand. Gedung ini juga berhias relief yang dibuat berdasarkan relief di candi Borobudur.
Di belakangnya ada replika Candi Pawon tempat Abu jenazah para pendiri dan perintis Vihara disemayamkan.
Di belakang shima terdapat wisma Narada yang merupakan gedung megah berlantai sembilan. Kami sempat mampir ke beberapa lantai untuk melihat ruang kelas, perpustakaan dan juga riang meditasi.