Di hari terakhir kunjungan saya di Kolombia, bertempat di ruang kerja yang nyaman di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bogota, Calle 76 #10-2, saya sempat berbincang-bincang santai bersama Bapak Duta Besar Republik Indonesia di Kolombia.
Bapak Drs. Tatang Budie Utama Razak, M.B.A., demikian nama lengkap lelaki berusia 62 tahun yang selalu tampil ramah dan santai serta bersifat kekeluargaan dengan seluruh stafnya di KBRI Bogota ini.
Beliau sendiri menekankan bahwa harus selalu serius dalam bekerja namun menerapkan suasana kekeluargaan yang berinteraksi.
Bincang-bincang dimulai dengan sekilas menceritakan mengenai latar belakang pendidikan pak Dubes, demikian beliau sehari-hari dipanggil oleh seluruh staf di kedutaan besar ini.
Pak Dubes dilahirkan pada April 1962 dan menyelesaikan pendidikan di program studi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Bandung pada 1986.
Pak Dubes juga kemudian sempat melanjutkan program master di European University di Paris dan mendapat gelar MBA pada 1995.
Selain pendidikan formal, pak Dubes juga bercerita mengenai berbagai pendidikan dan pelatihan khusus yang diadakan di Kementerian luar negeri sebagai syarat penunjang kenaikan jenjang karier.
Dengan sesekali menghisap rokoknya, Pak Dubes melanjutkan kisahnya dengan menceritakan secara bersemangat mengenai lintasan karier diplomatiknya di berbagai tepat di luar negeri.
Salah satu yang menarik adalah penempatan di Kedutaan Besar RI di Paris yang kala itu suasana hubungan internasional Indonesia cukup panas karena bersamaan dengan dengan perubahan dari IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia) yang diketuai Belanda menjadi CGI (Consultative Group on Indonesia) yang dipimpin oleh World Bank.
Dikisahkan juga pada saat itu Indonesia dan Perancis bekerja sama untuk ikut membantu menyelesaikan masalah di Kamboja.