Jakarta sudah sejak lama digadang-gadang menjadi kota yang ramah bagi penyandang disabilitas. Sejak beberapa kali pergantian gubernur hal yang sama selalu diulang-ulang dan ditekankan. Bahkan tidak jarang pula dijanjikan dan dijadikan bahan untuk merebut suara di dalam pilkada.
Selain kebijakan perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta untuk lebih banyak memberikan kesempatan kerja kepada penyandang disabilitas, Salah satu bentuk nyata kebijakan ini adalah fasilitas publik yang ramah baik di gedung pemerintahan, rumah sakit serta juga angkutan publik.
Untuk itu mari kita pusatkan perhatian pada transportasi publik yang ada di ibukota dan sekitarnya. Apakah sudah memenuhi harapan, atau masih dalam proses, atau masih jauh dari harapan?
Beberapa tahun yang lalu, di masa gunernur Basuki TjahaJa Pirnama atau Ahok, kita pernah mendengar adanya layanan khusus untuk kaum disabilitas yang akan menggunakan Trans Jakarta. Namun me lihat fasilitas bus serta juga halte pada saat itu, bolehlah disimpulkan bahwa layanan tersebut pun sesungguhnya lebih banyak tujuan politis dan pencitraan dibandingkan dengan niat tulus melayani masyarakat.
Gubernur pun berganti. Pada masa Anies Baswedan , dimulai program peremajaan halte Trans Jakarta, sehingga banyak yang cantik dan Instagrammable. Sebagian bahkan dilengkapi lift dan eskalator .
Akan tetapi pada realitanya tetap saja masih ada lift yang sering tidak berfungsi dan tidak digunakan.
Proses renovasi halte halte TransJakarta terus berlangsung. Salah satunya adalah halte Gatit Subroto LIPI yang setelah setahun direnovasi dibuka kembali sejak sekitar Juli atau Agustus tahun ini.
Halte baru ini cukup cantik dan lus serta dilengkapi lift baik untuk jembatan penyeberangan di kedua sisi kaki lima Jalan Gatot Subroto maupun di tepian jalan tol di tenor menunggu bus.