Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Pendapat Pelatih Ekuador Tentang Tim Indonesia di Piala Dunia U-17

Diperbarui: 9 November 2023   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Ekuador: eluniverso.com

Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia tinggal menghitung jam dan detik.  Mulai besok 10 November 2023, bertempat di Gelora Bung Tomo Surabaya, Indonesia akan mengukir sejarah untuk pertama kali menjadi tuan rumah turnamen sepakbola paling bergengsi bagi calon pemain Bintang asa depan. 

Sebenarnya Indonesia juga pernah mengikuti turnamen serupa, yaitu Piala Dunia U20 1970 yang ketika itu disebut FIFA World Youth Championshio atau Piala Coca Cola yang diselenggarakan di Jepang.  Kalau kali ini Indonesia lolos karena menjadi tuan rumah, pada perhelatan 1979 itu Indonesia mewakili zona Asia bersama Korea Selatan dan Jepang yang menjadi tuan rumah. Uniknya Indonesia juga lolos karena Irak yang seharusnya lolos mengundurkan diri, demikian juga dengan Korea Utara yang hasil di babak penyisihan menduduki tempat ketiga.

Saya masih ingat pada turnamen yang diadakan Agustus -- September 1979 itu Indonesia berada dalam grup maut bersama Argentina, Polandia, dan negara yang sudah almarhum, Yugoslavia. Hasilnya Indonesia babak belur kemasukan belasan gol tanpa balas termasuk kalah 0-5 dari Diego Maradona yang mewakili Argentina.

Kini 44 tahun kemudian, Indonesia akan kembali tampil di ajang Piala Dunia U-17 sebagai tuan rumah.  Indonesia cukup beruntung karena terhindar dari grup maut  dan akan bermain di Surabaya melawan Ekuador, Panama, dan Maroko.

Yuk kita intip sejenak bagaimana keadaan negeri dan juga kekuatan tim dari Amerika Latin dan Afrika ini.  Lawan pertama yang akan dihadapi  pada hari pembukaan turnamen, 10 November 2023 adalah Ekuador, sebuah negeri dari Amerika Selatan yang banyak memiliki kesamaan dengan Indonesia.  Apa persamaan antara Indonesia dan Ecuador?

Sesuai namanya Ekuador adalah negeri yang terletak di Garis Ekuator atau Khatulistiwa sebagaimana juga Indonesia dan asyiknya sebagaimana sebagian besar negara di sekitarnya seperti Brasil, Peru, Chile, Columbia dan Venezuela, warga Indonesia juga tidak memerlukan visa untuk mampir ke Ekuador.  Namun yang membuat Ekuador cukup spesial adalah lokasi Quito, ibukota negeri itu yang letaknya cukup tinggi yaitu sekitar 2 800 meter dari permukaan laut yang membuatnya menjadi ibukota tertinggi kedua setelah negara tetangga lain di Amerika Latin, yaitu Bolivia dengan ibukota La Paz.

 

Ekuador ini pula yang menjadi satu-satunya negeri yang belum pernah saya kunjungi di antara tiga lawan Indonesia di Grup A.  Walaupun begitu, saya sendiri pernah menyaksikan film dan mencicipi kuliner  Ekuador di Latin American Film Festival yang diadakan oleh beberapa kedutaan negara Amerika Latin di Jakarta beberapa tahun lalu.  Sementara  kalau dibandingkan jumlah penduduk Indonesia dan Ekuador, ternyata sangat jauh berbeda karena penduduk Ekuador hanya sekitar 17 juta jiwa yang bahkan jauh lebih sedikit  dibandingkan dengan penduduk Jawa Tengah yang sekitar 37 juta.

Lalu bagaimana dengan kekuatan sepakbola Ekuador, terutama tim U 17 yang akan menjadi lawan perdana Indonesia di pertandingan di Gelora Bung Tomo?   Walau tidak memiliki nama besar seperti Brasil dan juga Argentina, namun Ekuador bukanlah anak bawang seperti Indonesia di kancah Piala Dunia.  Di Piala Dunia sendiri Ekuador sudah beberapa kali ikut. Sementara untuk Piala Dunia U 17, Ekuador sudah lima ikut dengan prestasi terbaik dua kali mencapai 8 besar pada 1995 dan 2015.   Selain itu pada Turnamen U17 Amerika Selatan yang sekaligus menjadi  penyisihan zona Conmebol, Ekuador berada di posisi kedua dan bahkan sempat berhasil menahan Brasil sang juara dengan skor 2-2.  Tim kuat Argentina sendiri dikalahkan oleh Ekuador dengan 1-0. 

Tim yang dipimpin oleh pelatih Diego Martinez ini lah yang akan dihadapi pertama kali oleh regu Garuda Muda yang tampil perdana di kejuaraan Dunia U17.  Indonesia mungkin masih dianggap sebagai anak bawang. Namun dengan status sebagai tuan rumah dan juga pemain-pemain muda yang tidak kenal menyerah, pepatah bola itu bundar mesti kita junjung tinggi dan tetap optimis dapat memetik nilai penuh atau paling tidak berhasil menahan Ekuador sebagai modal untuk menatap pertandingan berikutnya melawan Panama dan Maroko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline