Korean Indonesia Film Festival 2023 baru digelar lagi. Saya tentu saja tidak melewatkan momen ini untuk menyaksikan beberapa film yang ditayangkan.
Salah satunya adalah film drama musikal yang mengisahkan tentang perjuangan Korea ketika dijajah Jepang pada awal abad ke 20 lalu. Sebuah film yang sangat menginspirasi dan sempat mengaduk-aduk emosi penonton dengan alunan lagu lagu yang penuh semangat.
Kisahnya tentang An Jeung Geun, seorang letnan Jendral dalam Tentara Kemerdekaan Korea yang bersumpah untuk membunuh Ito Hirobuni, Resdent General pemerintah Jepang di Korea dan juga perdana menteri pertama Jepang.
Cita -cita ini pun tercapai ketika Ahn berhasil menembak Ito di stasiun kereta api Harbin di Manchuria, Tiongkok pada 26 Oktober 1909 yang kemudian menyebabkan An dan teman temannya ditangkap oleh Jepang.
Akhirnya An diadili dan dihukum mati di penjara Lushun di Tiongkok. Namun adegan yang sangat menyayat hati adalah ketika An menolak rencana banding dan juga ibunya mengirimi surat terakhir kepada Thomas alias An dan menyarankan agar dia jangan mengemis nyawa kepada Jepang.
Di dalam penjara ini selama satu hari sebelum eksekusi An sempat bercakap cakap dengan salah seorang Sipir dan menyatakan bahwa dia sama sekali tidak membenci Jepang. Yang dia benci adalah keserakahan orang orang yang mengakibatkan penjajahan Jepang atas Korea.
Semangat dan idiologi pahlawan An ini sangat menginspirasi. Dia telah membangkitkan semangat nasionalisme Korea namun sama sekali tidak membangkitkan semangat kebencian.
An akhirnya di eksekusi pada Maret 1910 dan dalam pesannya dia minta dikebumikan di Harbin dan baru mau dipindahkan jasadnya ke Korea jika negerimu sudah merdeka. Namun di akhir film disebutkan bahwa makam Ahn hingga saat ini tidak diketahui tempatnya dan jasadnya tidak bisa dipindahkan ke Korea.
Pesan yang disampaikan dalam film ini masih sangat relevan hingga saat ini di mana banyak sekali perang konflik dan tragedi kemanusiaan yang tidak pernah berakhir karena kita sebagai manusia selalu diajarkan untuk membenci.
An hingga saat ini dianggap sebagai martir dan pahlawan baik di Korea utara maupun di Korea Selatan. Bahkan ada tugu peringatan untuk mengenang An di stasiun Harbin.. Akan tetapi di Jepang An tetap dianggap sebagai kriminal dan teroris yang telah membunuh seorang pejabat tinggi.