Sehabis salat Jumat dan sejenak wisata di mausoleum Shah-I-Zinda, perjalanan di Samarkand dilanjutkan kembali dengan berjalan kaki ke Tashkentkaya Ulitsa untuk makan siang di Samarkand Art House Restaurant. Makan siang dengan menu Nasi Plov yang lezat sambil mendengarkan berbagai cerita dan kisa tambahan dari Daniyor. Selain kisah tentang Bung Karno dan Makam Imam Bukhari, juga kisah-kisah tentang legenda Bibi Khanum dan Mausoleum Shah-I-Zinda yang sudah kami kunjungi sebelumnya.
Selesai makan siang, jelajah di Samarkan dilanjut dengan acara yang ditunggu-tunggu, acara bebas berbelanja di Siyob Bazaar yang letaknya tepat di sebelah Masjid Bibi Khanum. Pasar tradisional yang menurut Mas Agus sudah ada sejak ratusan tahun lalu di kala Samarkand menjadi salah satu kota penting di Jalur Sutera. Di bazaar ini pula, penduduk lokal berbelanja dan tentu saja para wisatawan dapat membeli berbagai produk yang khas Samarkand dan Uzbekistan.
Pintu Gerbang Pasar Siyob ini sangat cantik walau sederhana. Terbagi menjadi tiga bagian dan di atasnya bertuliskan aksara Latin Dehqon Siyob Bozori yang menurut Mas Agus berarti Pasar Hasil Pertanian Siyob. Wah jadi produk utamanya adalah hasil pertanian walau kemudian di dalamnya terdapat hampir semua produk termasuk suvenir Uzbekistan yang selalu menarik untuk dibeli dan dikoleksi.
Kami kemudian membagi rombongan dalam dua kelompok. Satu kelompok bersama Daniyor dan satu kelompok bersama Mas Agus. Maksudnya adalah agar lebih mudah dalam proses tawar menawar jika ingin berbelanja dan mendapatkan harga lebih baik. Kalau capek atau mau istirahat dulu, juga bebas untuk pergi secara mandiri. Yang penting setelah sekitar satu setengah jam nanti berkumpul di dekat pintu masuk.
"Pedagang di pasar ini sangat ramah dan pengunjung bebas mencicipi makanan yang dijual serta boleh menawar harga. Tidak dibeli pun mereka tetap ramah dan tidak marah," Mas Agus memberikan sedikit petunjuk berbelanja.
Saya memulai kunjungan di Siyob Bazaar dengan memasuki kawasan dimana banyak dijual kacang-kacangan. Dan tentu saja yang saya cari adalah kismis karena menurut Mas Agus kismis dari Samarkand sangat manis dan lezat. Oh ya saya juga sempat menjajal kismis di sewaktu sarapan di hotel tadi pagi. Setelah mencicipi dan menawar di beberapa tempat akhirnya saya membeli kilogram kismis dan kilogram manisan aprikot. Harganya masing-masing 50.000 Sum saja. Sebenarnya ingin membeli lebih banyak. Tetapi mengingat perjalanan saya masih panjang dan nanti masih harus ke Kazahstan, terpaksa menahan diri untuk tidak berbelanja terlalu banyak.