Uzbekistan merupakan surga bagi para wisatawan Indonesia yang umumnya amat sangat hobi berbelanja. Selain berbagai bentuk suvenir yang khas dan cantik, kita juga bisa membeli berbagai jenis pakaian dan bahkan makanan.
Secara umum harga-harga di Uzbekistan sedikit lebih murah dibandingkan di Indonesia sehingga ada orang Uzbekistan yang berpendapat bahwa Indonesiya Ochen Darogay alias Indonesia sangat mahal bagi mereka.
Setelah perjalanan cukup panjang dan melelahkan dari Jakarta ke Tashkent yang dilanjutkan dengan baik kereta cepat Afrisiyob ke Samarkand dan kemudian langsung jalan-jalan di Samarkand hingga malam menjelang, kami pun beristirahat di hotel di kawasan Afrisiyob, di pinggiran kota Samarkand.
Keesokan paginya, setelah kembali segar dan menikmati sarapan dengan menu yang lumayan lezat termasuk buah melon yang sangat manis, kami sudah siap untuk memulai kembali jelajah di Samarkand. Kawasan Registan Square kembali menjadi titik awal perjalanan kami pagi itu.
Sebuah air mancur yang indah menyambut di pagi yang cerah. Kami berjalan di kawasan pejalan kaki yang luas dan nyaman. Salah satu monumen yang juga wajib sejenak disambangi adalah Patung Islam Karimov.
Kami sempat bergaya di sini. Sebuah Monumen untuk mengenang Islam Karimov, sosok pendiri negeri Uzbekistan yang menjadi presiden pertama Republik Uzbekistan setelah Merdeka menyusul runtuhnya Uni Soviet. Uniknya beliau ini pun sebelumnya adalah tokoh Partai Komunis yang kemudian menjadi presiden selama 24 tahun hingga kematiannya pada 2016.
Uniknya Pada pedestal monumen ini tertulis Nama Islom Karimov sepertinya banyak kota Tashkent ditulis dengan Toshkent dan negeri Uzbekistan pun ditulis dengan Uzbekiston dalam bahasa Uzbek versi aksara Latin.
Nama Islam Karimov juga diabadikan sebagai nama bandara internasional Tashkent yang lebih dikenal dengan nama Vostochny.