Setelah makan siang, jalan-jalan di Samarkand terus berlanjut dan kali ini kami berkunjung ke pusat kota yang sekaligus menjadi permata warisan budaya kota Samarkand, yaitu Registan Square. Karena sudah cukup lelah berjalan kaki, walau jaraknya tidak terlalu jauh dari restoran tempat kami makan siang, diputuskan untuk naik taksi online saja. Jumlah rombongan yang 11 orang termasuk Daniyor dibagi tiga taksi dengan masing-masing empat dan tiga orang di setiap taksi.
Walau terlihat dekat dipeta jika berjalan kaki, dengan taksi tetap saja harus jalan memutar, sekitar 10 menit kemudian kami sudah tiba di Registan. Seketika, saya langsung tersihir dengan pesona dan daya magisnya. Pemandangan ini sudah sering saya lihat sebelumnya di foto, gambar, maupun di internet. Namun menyaksikannya secara langsung tentu saja memberikan pengalaman dan rasa tersendiri yang tidak dapat dijabarkan dengan sejuta kata.
Kami toba di plaza di depan Registan Square dan dapat menyaksikan tiga bangunan monumental yang menjadi ikon Sejarah Samarkand sebagai pusat kekuasaan Kekaisaran Amir Timur dan penerusnya. Keindahan arsitektur khas Asia Tengah dengan sentuhan Persia yang unik mencapai puncaknya di tempat ini.
Di sebelah kiri, atau barat, saya menyaksikan dengan takjub kemegahan Madrasah Ulughbek, bangunan yang paling tua yang ada di Registan Square dan dibangun pada awal abad ke 15 oleh Ulughbek, cucu Amir Timur yang juga terkenal sebagai seorang matematikawan dan ahli astronomi. Sebuah madrasah yang pada saat itu menjadi pusat pendidikan baik untuk ilmu agama, maupun filsafat, matematik, dan astronomi. Tampak dua menara kembarnya yang gagah menjulang ke angkasa.
"Nanti kita akan masuk dan menikmati keindahan madrasah ini dengan lebih mendalam," demikian ujar Daniyor sambil kemudian menjelaskan mengenai bangunan yang ada di sebelah timur, yaitu Madrasah Sher Dor.
Bangunan kedua di Registan Square ini dibangun hampir dua abad setelah Madrasah Ulughbek oleh penguasa atau Emir Samarkand kala itu pada abad ke 17. Di masa itu, Samarkand termasuk wilayah Khan yang beribukota di Bukhara. Emir Yalangtush Bahadur ingin membangun bangunan yang mirip dan berfungsi sebagai cermin dari madrasah di seberangnya.
Walau sekilas mirip ternyata bangunan kedua yang Bernama Madrasah Sher Dor ini ternyata memiliki ciri khas yang unik. Di fasad depan madrasah ini dihiasi lukisan sepasang singa emas yang membawa matahari dipunggung dan mengejar seekor rusa menghias wajah depan madrasah ini. Konon lukisan ini sangat kontroversial karena dalam ajaran Islam, sebenarnya dilarang menggambarkan makhluk hidup baik hewan maupun manusia. Konon hanya di Madrasah di Samarkand ini yang ada?
Bangunan ketiga atau yang paling muda di kesatuan Registan Square adalah bangunan yang da di sebelah utara yang seakan-akan menjadi penghubung dua madrasah yang sudah ada terlebih dahulu. Ini adalah Madrasah Tilla Kori yang juga dibangun atas perintah Yalangtush Bahadur sekitar 10 tahun setelah Pembangunan Madrasah Sher Dor selesai. Demikianlah pada pertengahan abad ke 17, Madrasah Tilla Kori yang berari Madrasah Emas selesai dibangun dikarenakan interior madrasah ini sebagian besar dilapisi emas.
Di bagian muka madrasah ini, tampak bangunan megah berlantai dia dengan deretan lengkungan khas yang bersusun serasi membentuk pemandangan yang memukau. Di malam hari, kami sempat menikmati pertunjukan Cahaya laser dilengkapi dengan musik dan lagu yang sangat memukau dan dikunjungi ribuan orang baik penduduk lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Samarkand.