Kalau kita ingat Agra, maka kita akan ingat akan keindahan Taj Mahal, maka kalau kita berkunjung ke Samarkand, Gur E Emir adalah kompleks mausoleum raja-raja dinasti Timurid yang sesungguhnya menjadi prototipe Taj Mahal. Yuk kita ikuti kisahnya.
Perjalanan di Samarkand dilanjutkan dari Patung Amir Timur di Kawasan University Boulevard menuju ke Gur E Mir. Jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dan ditempuh dengan berjalan kaki dengan santai di cuaca kota Samarkand yang sangat bersahabat di hari terakhir bulan Agustus.
Dari kejauhan Kompleks Mausoleum ini tampak megah dengan Kubah besar berwarna kebiruan yang indah dan dua menara yang menjulang tinggi.
Perpaduan yang harmonis antra kubah dan menara ini menambah semarak langit kota Samarkand. Bahkan dari kejauhan, keindahan dan kekhasan arsitektur Asia Tengah dengan pengaruh Persia, Mongol dan Turki sudah memanggil-manggil untuk dinikmati dari dekat.
Sambil berjalan santai, Daniyor terus berkisah tentang mausoleum ini. Dikisahkan bahwa sesungguhnya kompleks ini pada awalnya bukan ditujukan untuk mausoleum Amir Timur melainkan dibangun pada 1403 oleh Amir Timur untuk cucu kesayangan sekaligus pewaris takhta, Muhammad Sultan yang meninggal mendadak pada usia muda yaitu sekitar 27 tahun.
Sebelumnya di tempat ini Muhammad Sultan sendiri sudah membangun sebuah Madrasah dan juga Kanakah, yaitu semacam memorial kompleks dan penginapan untuk kaum sufi.
"Amir Timur Maqbarasi," demikian tertulis dalam bahasa Uzbek padan papan nama yang terbuat dari kaca yang transparan dilengkapi dengan terjemahan dalam bahasa Inggris Amir Timur Mausoleum.
Di bagian atasnya ada Qr code dan juga Tulisan Samarkand warna biru dengan gambar sketsa kota yang warna-warni. Lengkap dengan tag line Enjoy Hospitality.
Setelah membeli tiket kami memasuki kompleks melewati pintu gerbang besar yang disebut gapura yang dalam bahasa Persia disebut pishtaq.