Matahari pulau Hainan yang garang menyengat langsung membakar kulit ketika kami keluar dari bus di Sanya Nanshan Cultural Tourism Zone. Siang itu suasana lumayan ramai dengan berjejernya puluhan bus wisata dan sebagian besar pengunjung mulai mengembangkan payung di atas kepala walau sama sekali tidak ada hujan. Dengan suhu udara sekitar 36 derajat, panas terasa membakar, namun sama sekali tidak menghasilkan keringat karena kelembaban yang rendah.
Dari kejauhan sudah tampak menjulang tinggi patung Dewi Kwan Im yang menjadi pusat daya tarik wisata di sini. Namun ternyata kawasan wisata ini sangat luas, bahkan menurut Angela sewaktu kami dalam perjalanan luas kawasan ini bisa lebih dari 30 kilometer persegi yang terdiri dari kawasan patung serta taman dan juga hutan, taman, serta bangunan pendukung lainnya. Wah perlu waktu seharian penuh bila ingin melihat semuanya!
Dari bus kami masuk melewati pintu gerbang pembelian tiket. Beberapa orang anggota rombongan dipanggil dan diberi paspor masing-masing, ternyata untuk yang berusia lebih 60 tahun boleh masuk gratis ke tempat ini sementara harga tiket masuk adalah 108 Yuan.
Sebuah gapura atau gerbang besar beratap khas Cina yang bersusun-susun menyambut kami di kawasan ini. Di depannya ada batu besar dengan tulisan nama tempat dalam aksara mandarin yang diukir dengan warna merah. Uniknya untuk membacanya kita harus memulai dari sebelah kanan ke kiri mirip tulisan Arab. Ini dapat saya ketahui dari urutan huruf Nan dan Shan. Aksara Cina modern dibaca dari kiri ke kanan sementara aksara Cina klasik dibaca dari kanan ke kiri.
Untuk masuk menuju ke patung Sang Dewi, kami harus dua kali naik mobil listrik yang mirip odong-odong. Ongkosnya 30 Yuan dan 10 Yuan pulang pergi. Tentu saja ada juga pilihan untuk berjalan kaki. Walau tempatnya nyaman, namun kami semua memilih naik odong-odong untuk menghindari berjalan di bawah Terik Mentari dan juga menghemat waktu.
Di salah satu sisi taman yang luas, ada papan besar bergambar denah kawasan dengan patung Kwan Im terletak di bagian paling Selatan dan menjorok ke Laut Cina Selatan. "Brahman Pure Land, Longevity as Nanshan," demikian tulisan pada denah tersebut. Sementara di bagian lain ada lagi tempat berfoto dengan latar belakang taman bunga yang cantik dan juga Tulisan nama tempat in dalam aksara mandarin serta keterangan tempat ini sebagai National AAAAA Tourist attraction. Sebagai tambahan informasi, di Tiongkok semua tempat wisata memang diberi rating oleh pemerintah, dan tempat yang paling baik akan mendapat 5 A atau AAAAA.
Mendekati patung Dewi, ada lagi tiang-tiang besar yang bentuknya seperti pagoda berbaris rapi membuat suasana relijius makin terasa di tempat ini. Tepat di depan kaki bangunan ada tempat untuk pengunjung bersembahyang dengan menggunakan dupa. Setelah bersembahyang , baru mereka masuk ke dalam ruangan dan kemudian naik ke atas menuju lantai 4 dengan lift. Menurut Angela, pada awal patung Buddha ini diresmikan pada 2005, pemerintah Tiongkok sempat melarang pengunjung yang ingin bersembahyang. Namun larangan ini tidak digubris dan akhirnya makin banyak pengunjung baik dari penjuru negeri Tiongkok maupun luar negeri yang berkunjung, baik hanya untuk berwisata maupun sekalian beribadah.