Dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78, Wisata Kreatif Jakarta kembali mengadakan acara Napak Tilas Kemerdekaan pada 10-12 Agustus 2023.
Pada dua hari pertama yaitu 10 dan 11 Agustus diperuntukkan bagi siswa dan guru sedang acara pada hari terakhir yaitu 12 Agustus diperuntukkan bagi umum. Asyiknya semua acara ini diadakan secara gratis dan sudah diselenggarakan oleh Wisata Kreatif Jakarta dalam beberapa tahun terakhir ini. Acara ini diselenggarakan berkat dukungan dari Disparekraf DKI Jakarta yang menyediakan suvenir menarik untuk semua peserta.
Untuk tahun ini, acara Napak Tilas Kemerdekaan dimulai di Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat dan berakhir di Taman Proklamasi. Asyiknya selain mengunjungi dua tempat bersejarah ini, peserta juga diajak berjalan kaki selama sekitar 45 menit sampai satu jam dan mampir di tempat menarik serta melihat gedung yang mungkin selama ini kurang diperhatikan jika hanya lewat dalam kendaraan.
Saya sendiri mengikuti acara ini mewakili Koteka Kompasiana pada Jumat siang, 11 Agustus yang kebetulan dihadiri sekitar 80 peserta dari berbagai sekolah di Jakarta. Kebanyakan murid SMP dan juga SD yang didampingi oleh para guru, namun ada juga beberapa mahasiswa. Sekitar pukul 13.45, pendaftaran di halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi sudah dimulai dan kemudian dibagi dalam berbagai kelompok yang dipimpin oleh pemandu wisata seperti Kak Reta, Kak Irfan, dan juga Kak Rizki. Saya kebetulan termasuk dalam kelompok 4 yang dipandu oleh Kak Reta yang mengaku bernama lengkap Yulia Mareta tanpa h. Ia berulang kali menegaskan tanpa H karena sering kali namanya ditulis dengan Retha.
Napak Tulis di Museum dimulai dengan memasuki ruangan pertama yaitu ruang tamu museum yang dulunya merupakan rumah kediaman Laksamana Maeda. Kemudian dilanjutkan dengan melihat ruang di mana naskah proklamasi dirumuskan serta naskah yang masih merupakan tulisan tangan termasuk coretan dan koreksinya. Yang menarik pada naskah ini adalah tahun 05 yang digunakan yang merupakan tahun Jepang 2605 untuk tahun 1945. Di museum ini juga ada piano yang digunakan sebagai tempat Bung Karno menandatangani naskah proklamasi.
Perjalanan dilanjut melihat ruang dimana naskah ini ditik oleh Sayuti Melik dan BM Diah dan kemudian kami juga semat mampir ke ruang rapat yang besar dimana dipajang gambar tokoh-tokoh yang hadir pada saat itu serta naskah proklamasi yang sudah selesai ditik. Uniknya naskah ini seperti tampak bekas lekukan karena konon sempat dibuang oleh Bung Karno dan kemudian diambil kembali. Kunjungan ke Museum ini dilanjutkan dengan mampir ke halaman belakang rumah yang cukup luas dimana terdapat sebuah bunker atau ruang bawah tanah yang digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen berharga. Beberapa orang siswa sempat turun ke bunker menggunakan tangga dan merasakan bagaimana kondisi di dalam ruangan tersebut. Di halaman samping juga terdapat tulisan dengan nama museum dan kutipan kata-kata Bung Karno yang tersohor yaitu: Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, Berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
Setelah sempat berfoto bersama di halaman museum, maka satu persatu kelompok mulai berjalan bersama menuju ke Tugu dan Taman Proklamasi. Suatu perjalanan sejauh sekitar 2 atau 3 kilometer yang lumayan menyenangkan karena dilakukan dengan santai sambil melihat banyak hal yang menarik.
Pertama-tama kami menyeberang jalan menuju ke Taman Suropati. Sebuah taman yang indah dan cantik di pusat kota Jakarta. Walau sangat sering melewati taman ini, saya sendiri belum sempat mampir. Di sini banyak orang yang sedang duduk santai atau juga berolahraga, karena walaupun di siang hari suasananya tetap sejuk dan adem karena banyak pohon yang rindang. Mbak Reta juga menjelaskan kalau di taman ini pada setiap akhir pekan sering diadakan pagelaran atau Latihan music orkestra. Musik orkestra yang biasanya diadakan di dalam gedung, di tempat ini dapat dinikmati di alam terbuka. Taman Suropati ini pula merupakan pertemuan tiga jalan utama di Jakarta Pusat yaitu Jalan Imam Bonjol yang dulu Bernama Nassau Boulevard, Jalan Diponegoro yang dulu Bernama Orange Bouvard an Jalan Teuku Umar yang dulu Bernama Menteng Boulevard.