Jalan Dago atau Ir H. Juanda merupakan salah satu jalan utama di kota Bandung yang lumayan panjang membentang beberapa kilometer dari kawasan Utara hingga ke pusat kota. Dalam kunjungan saya terakhir saya sempat menyusuri sebagian jalan ini dari perapatan jalan Layang hingga ke persimpangan dengan Jalan Dipatik Ukur dan Siliwangi dimana terdapat Mc Donald Simpang Dago.
Nah kali ini saya memulai jalan kaki dari Mc Donald Simpang Dago dan menuju ke arah selatan terus hingga ke Jalan Asia Afrika dan kemudian sampai di kawasan Alun-Alun Bandung. Lumayan jauh lebih dari 5 kilometer namun sempat melihat dan mempelajari banyak hal yang mungkin luput dari perhatian jika kita naik kendaraan.
Jalan kaki di sepanjang jalan Juanda memang mengasyikkan. Tentu saja karena jalan ini memiliki kaki lima atau trotoar yang sangat lebar dan nyaman di kedua sisi jalan. Selain itu, di banyak tempat juga dilengkapi dengan meja dan kursi untuk sejenak duduk dan beristirahat santai sambil menyaksikan lalu lintas yang padat, rumah dan bangunan yang indah dan umumnya memiliki lahan yang luas dan besar. Kebanyakan bangunan di sepanjang Jalan Juanda merupakan bangunan komersial baik restoran, caf, butik, factory outlet, dan ada juga hotel, sekolah atau bahkan rumah sakit.
Menurut cerita pada zaman Belanda nama jala ini adalah Jalan Dago Atau Dagostraat dan baru diubah menjadi Jalan Juanda pada tahun 1970-an. Namun hingga kini masih lebih terkenal dengan sebutan Jalan Dago. Uniknya kata Dago sendiri berasal dari Bahasa Sunda yang berasal dari kata Dagoan atau tempat menunggu.
Beberapa puluh meter ke sebelah selatan dari Simpang Dago, terdapat pintu gerbang kota Bandung. Selain trotoar yang nyaman, ada satu hal menarik di kawasan ini, yaitu cantiknya lampu penerangan jalan yang memiliki hiasan berbentuk harimau. Harimau memang identik dengan kota Bandung karena konon merupakan lambang prabu Siliwangi.
Ada beberapa caf dan resto yang cukup terkenal yang saya lewati seperti Lucy in the Sky, Resto Dago Panyawangan, dan juga beberapa factory Outlet seperdi Episode Fashion House yang sedang heboh dengan diskon besar-besaran. Namun semuanya masih sangat sepi pagi itu. Maklum waktu baru menunjukkan sekitar pukul 9 pagi.
Dan yang menarik juga adalah banyaknya kata-kata Mutiara yang bertebaran di sepanjang trotoar ini. Kalu dulu saya hanya sempat membaca pesan dari Buya Hamka, kali ini ada kutipan dari K.H Hasyim Asyari yang berbunyi: "Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan." Tulisan ini berada tidak jauh dari salah satu Factory Outlet yang mungkin sudah tutup atau tidak beroperasi atau memang belum buka. Yaitu Puma Outlet. Tetapi kalau diperhatikan, memang sudah banyak juga gerai atau Factory Outlet di Kawasan Dago yang sudah berhenti beroperasi atau pindah ke kawasan lain.
Kira-kira 100 meter dari Puma Outlet ini terdapat gedung Student Centre Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. Ternyata ada juga gedung yang bukan bersifat komersial di jalan ini. Dan di dekat sini uniknya ada prasasti berbahasa Sunda dengan tulisan dari Arya Sujono:
"Bandung,