Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Bagaimana Helikopter Bisa Terbang?

Diperbarui: 29 Mei 2023   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helikopter Chinook di Singapore Air Show: Dokpri

Bagaimana pesawat terbang mampu mengudara? Mungkin pertanyaan ini sering terlintas dalam benak kita. Mungkin saja orang yang sangat awam akan menjawab karena tenaga yang dihasilkan oleh mesin atau engine, tetapi sebagian orang pun sudah maklum jika pesawat bisa terbang karena memiliki sayap atau wing yang menghasilkan Lift atau gaya angkat karena bentuk sayap yang merupakan aerofoil sehingga ketika bergerak akan menghasilkan tekanan di bawah sayap lebih besar dibandingkan tekanan udara di atas.   Sayap ini lah yang menyebabkan pesawat bisa terbang walau tentu saja harus mempunyai mesin untuk menghasilkan daya dorong atau Thrust.

Lalu bagaimana dengan helikopter, bukankan helikopter tidak mempunyai sayap dan bagaimana helikopter bisa terbang? Nah ini akan menjadi suatu topik yang lebih menarik untuk dibahas. Untuk mengetahui bagaimana baik pesawat terbang maupun helikopter bisa mengangkasa, kita mesti sedikit banyak belajar mengenai aerodinamika.  

Asumsi bahwa helikopter tidak memunyai sayap adalah kurang tepat karena sesungguhnya dalam dunia penerbangan ada dua kategori pesawat terbang, yaitu pesawat dengan sayap tetap atau fixed wing yang selama ini kita kenal dengan pesawat terbang dan juga pesawat dengan sayap berputar atau Rotary Wing yang lebih dikenal dengan helikopter. Jadi helikopter pun memiliki sayap, dan sayapnya itu berputar. Orang awam mengenal sayap berputar ini dengan nama baling-baling, walau dalam dunia penerbangan lebih tepat disebut dengan rotor. Perlu diingat bahwa rotor pada helikopter tidak disebut dengan propeller sebagaimana terdapat pada  pesawat turboprop atau piston engine.

Pada umumnya helikopter dilengkapi dengan rotor utama atau main rotor yang ada di bagian atas tubuh helikopter yang memiliki fungsi utama untuk menghasilkan daya angkat atau lift untuk mengangkat helikopter ke udara.   Akan tetapi begitu tubuh helikopter terangkat dari tanah, maka untuk mencegah badan helikopter ikut berputar berlawan arah dengan putaran main rotor maka ada lagi rotor yang lebih kecil ukurannya dan diletakkan di ekor yang disebut Tail Rotor.   Tail rotor ini memiliki tujuan untuk menghasilkan thrust atau gaya dorong yang berlawanan dengan arah torsi yang ditimbulkan putaran main rotor. 

Karena itu tail rotor dinamakan juga Anti Torque Rotor.   Tentu saja baik main rotor dan tail rotor juga memiliki peran dalam menentukan gerakan atau manuver yang dapat dihasilkan oleh helikopter sesuai dengan keinginan pilot.

Dengan demikian dapat diuraikan beberapa bagian utama suatu helikopter agar pesawat ini dapat terbang dan dikendalikan dengan baik yaitu  Main Rotor yang berfungsi sebagai sayap putar untuk menghasilkan gaya angkat, lalu mesin atau engine yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga atau power.  Sementara itu untuk menyalurkan power dari engine ke main rotor dan tail rotor, maka helikopter pun dilengkapi dengan transmisi.

Selanjutnya setelah helikopter bisa mengudara dengan daya angkat yang dihasilkan oleh main rotor dan bisa dikendalikan sehingga tubuhnya tidak berputar dengan tail rotor, bagaimana cara mengendali manuver helikopter?   Yuk kita bahas secara singkat agar kita mafhum bagaimana dia bisa bergerak maju, mundur, ke atas dan juga ke samping kiri dan kanan.

Pada dasarnya ada tiga sistem kontrol yang ada pada helikopter agar dapat dikendalikan dengan baik, yaitu Colllective, Cyclic dan Foot Pedal.  Collective Pitch Lever digunakan untuk menaikkan atau menurunkan ketinggian helikopter atau gerakan naik turun.  Lever atau tuas ini ketika diangkat akan secara mengubah sudut main blade atau pitch sehingga menghasilkan sudut yang lebih besar sekaligus menghasilkan gaya angkat yang lebih besar dan helikopter akan naik. Sementara Gerakan sebaliknya akan menurunkan ketinggian helikopter.

Sementara itu Cyclic Control akan mengubah posisi helikopter baik terbang ke arah depan atau mundur ke belakang atau pun terbang ke samping kanan atau kiri. 

Sistem kendali yang terakhir adalah foot pedal alias anti torque pedal yang ada di bagian bagian  lantai dan diatur oleh kaki pilot. Pedal ini mengatur arah terbang helikopter baik ke kanan atau ke kiri dengan mengubah sudut atau pitch tail rotor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline