Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Islam di Tiongkok dan Kontroversi Uyghur

Diperbarui: 3 Mei 2023   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geloranews.com

Tiongkok dan Islam bagaikan minyak dan air, Keduanya tidak akan pernah Bersatu, demikian pandangan sebagian besar masyarakat Indonesia yang kalau sejenak diperhatikan memang sulit dibantah kebenarannya.  Tiongkok identik dengan komunisme dan komunisme identik dengan anti agama alias tentu saja anti Islam.

Pertanyaan ini pula yang sering ditanyakan kepada saya dari sahabat dan kerabat ketika sedang berbincang-bincang tentang Tiongkok. Bahkan sering pula meluas hingga ke keberadaan kereta cepat Jakarta Bandung yang menurut rencana akan beroperasi beberapa bulan lagi.  Banyak yang menyatakan tidak akan mau naik kereta ini atau paling tidak menunggu beberapa bulan dan melihat bagaimana safety recordnya.

Namun pertanyaan yang paling sering diajukan adalah bagaimana perlakuan pemerintah Tiongkok atas umat Islam etnis Uyghur di Xinjiang yang menurut sebagian berita mengalami persekusi dan bahkan hingga genosida.  Suatu pertanyaan yang memang sangat sulit dijawab, apalagi kalau kita tidak pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri. 

Demikianlah, untuk pertanyaan yang tidak bisa dijawab, maka ada baiknya tidak menjawab dan hanya menjawab berdasarkan sumber-sumber berita yang dapat dipercaya. Sementara untuk hal-hal yang pernah dialami berdasarkan pengalaman pribadi tentunya dapat diceritakan dengan apa adanya.

Tiongkok dan Islam memang memiliki banyak dimensi yang sangat kompleks dan kadang penuh kontroversi seperti yang sudah diuraikan di atas. Akan tetapi hal ini pun tidak menutup kenyataan bahwa Islam merupakan salah satu agama yang ada di Tiongkok sejak lebih 1300 tahun lalu dan memiliki cukup banyak pemeluknya.  Konon ada sekitar 30 Juta pemeluk Islam di Tiongkok dan bahkan bisa mendekati angka 50 juta. 

Islam pertama kali masuk ke Tiongkok pada masa Dinasti Tang dan kemudian berkembang pesat saat Dinasti Yuan dan terus mengalami pasang surut saat Dinasti Ming dan Ching.  

Ketika Dinasti Ching runtuh dan Tiongkok menjadi republik, Islam terus berkembang di Tiongkok hingga mengalami masa sangat kelam di masa Revolusi Kebudayaan pada 1966 hingga 1976.  Namun ketika Tiongkok mulai menjadi lebih terbuka sesudah meninggalnya Mao dan naiknya Deng Xiao Ping, kehidupan beragama mulai kembali marak, demikian juga dengan Islam di Tiongkok.

Secara etnis ada 10 kelompok minoritas yang memeluk ISlma di Tiongkok yaitu, Hui, Uyghur, Kazhak, Dongxiang, Kyrgyz, Uzbek,  Salar, Tajik,  Bonan, dan Tatar yang kebanyakan bertempat tinggal di Xinjiang, Ningxia, Gansu, dan Qinghai. 

Namun penduduk muslim juga tersebar di seluruh kota-kota besar di berbagai provinsi di seluruh Tiongkok.  Saat ini hampir semua kota-kota besar di Tiongkok memiliki masjid-masjid baik yang sudah berusia lebih seribu tahun maupun baru saja dibangun.

Bahkan salah satu masjid yang dianggap paling tua di Tiongkok adalah Masjid Huaisheng di Guangzhou yang menurut catatan dibangun oleh salah seorang sahabat Nabi Saad bin Abu Waqqas pada Tahun 627.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline