Selama hampir sebulan penuh sejak pertengahan Januari hingga pertengahan Februari 2023, diselenggarakan French Film Festival yang bisa disaksikan secara daring baik melalui Klikfilm mau pun Myfrenchfilmfestival.com.
Dari sekian banyak film yang ditayangkan dengan berbagai macam genre, ada satu film yang membuat saya cukup terkesan, yaitu film yang berjudul A Tale of Love and Desire atau Une Histoire d' amor et de desir. Sebuah film yang akan membawa penontonnya ikut hanyut bersama perasaan cinta dan nafsu yang meluap-luap dalam jiwa remaja sang tokoh utamanya yaitu Ahmed dan kekasihnya Farah.
Ahmed adalah putra seorang imigran dari Aljazair yang tinggal di pinggiran kota Paris. Ayahnya seorang mantan jurnalis di terpaksa pindah ke Perancis karena alasan politik. Ayahnya menaruh harapan besar buat Ahmed yang punya bakat besar dalam menulis.
Pada hari pertama kuliah di Universitas Sorbonne yang terkenal itu, Ahmed langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Farah yang baru datang dari Tunisia untuk kuliah di Paris. Kebetulan mereka satu kelas Perbandingan Sastra yang diampu oleh Profesor Morrel. Materi kuliah kebanyakan mengenai puisi-pusi Arab yang ditulis pada abad ke XII yang ternyata sangat erotis dan membuat Ahmed sangat terkesan dan terobsesi.
Secara kebetulan Farah dan Ahmed naik metro dalam gerbong yang sama ketika ingin pergi ke toko buku untuk mencari bahan-bahan kuliah yang disarankan dosen. Ahmed terlihat masih malu-malu sehingga Farah yang pertama mendekati Ahmed dan mereka pun saling berkenalan. Salah satu buku yang dibahas dalam film ini berjudul The Perfumed Garden karangan Muhammad Al Nefzawi yang juga kebetulan berasal dari Tunisia.
Buku ini sangat menginspirasi sekaligus menjadi obsesi bagi Ahmed yang baru beranjak dewasa dengan segala gejolak nafsu seksualnya. Banyak adegan dalam film yang digambarkan dengan cantik. Dan perkenalannya dengan Farah membuat Ahmed yang masih perjaka benar-benar mabuk kepayang.
Ahmed sendiri tinggal bersama kedua orang tua dan adik perempuannya yang Bernama Delilah. Ahmed kebetulan bekerja untuk saudara sepupunya Karim dan memiliki sahabat dekat Bernama Sadou. Ahmed sangat protektif terhadap Delilah dan sangat menjaga pergaulan Delilah sehingga Delilah sempat protes karena Ahmed bahkan boleh mengundang Farah untuk menghabiskan malam natal di rumahnya.
Kisah cinta antara Ahmed dan Farah terus berlangsung dalam situasi yang sedikit absurd di antara bangku kuliah dan godaan puisi-puisi Arab itu. Ahmed sendiri tidak bisa berbahasa Arab sementara Farah mengiriminya sebuah puisi yang mungkin dikutip dari puisi erotis Arab.
Akhirnya Ahmed minta bantuan ayahnya untuk menerjemahkan puisi tersebut yang isinya ternyata menyatakan rasa cinta Farah buat Ahmed yang dinyatakan dengan kata-kata yang penuh makna.
Kisah cinta Ahmed dan Farah memang penuh dengan lika-liku yang unik, namun dalam film ini digambarkan dengan begitu romantis dan menggoda. Dijamin Anda akan terus terpesona dan bahkan ikut tergoda.