Selandia Baru merupakan salah satu negara yang terkenal dengan keindahan alamnya. Negeri ini juga dikenal dengan julukan negeri Kiwi merujuk kepada hewan khas sejenis burung yang tidak bisa terbang dan bahkan penduduk Selandia baru pun sering dijuluki kiwi. Selain itu kita juga mengenal buah kiwi yang sering dianggap berasal dari Selandia Baru walau sejatinya berasal dari Tiongkok.
Sayangnya sebagaimana kebanyakan negeri Eropa dan Amerika dan juga Australia, Selandia mewajibkan pemegang paspor Indonesia untuk membuat visa sesuai dengan tujuan kunjungan. Baik visa kerja turis maupun bisnis.
Akan tetapi dalam cerita ini, saya akan mengenang kembali kunjungan pertama saya ke Selandia Baru pada abad lampau atau tepatnya di tahun 1988. Dan pada zaman itu untuk pergi ke Selandia Baru, warga RI tidak perlu visa, sama seperti kalau kita pergi ke Singapura atau Malaysia.
Sayangnya, memang belum ada penerbangan langsung dari tanah air ke negeri itu sehingga saya menjadikan perjalanan ke Selandia Baru bersamaan dengan perjalanan ke Australia.
Perjalanan ke Australia kala itu sempat mampir ke berbagai kota seperti Sydney, Canberra dan juga Brisbane. Kebetulan di Brisbane sedang diselenggarakan World Expo 1988. Sebuah pameran yang memang sangat menarik dan dihadiri banyak pengunjung dari seluruh dunia.
Tentu saja untuk ke Australia , warga Indonesia tetap perlu visa. Namun kala itu visa Australia didapatkan gratis dan persyaratannya jauh lebih mudah dibandingkan sekarang.
Perjalanan menuju Selandia Baru dimulai dari dari Bandara Kingsford Smith di Sydney dengan naik pesawat Boeing 747 milik Qantas. Walau di peta terlihat tidak begitu jauh, penerbangan ke pojok dunia menyeberangi selat Tasman memakan waktu lebih dari tiga jam.
Kia Ora, atau Hello dan Nau mai, Haere Mai yang berarti Selamat Datang merupakan beberapa Kosa kata dalam bahasa Maori yang sering saya dengar dan pelajari dalam kunjungan beberapa hari di North Island atau Pulau Utara.
Penduduk Selandia Baru memang terkenal dengan keramah tamahannya baik kepada sesama maupun wisatawan . Lagi pula negeri ini termasuk negara yang penduduknya sangat jarang dan bahkan jumlah domba atau sapi jauh lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk.
Bandara Internasional Auckland letaknya sekitar 20 km di sebelah selatan pusat kota. Untuk naik taxi ongkosnya lumayan mahal dan hanya sekitar 30 menit sedangkan dengan bus bisa lebih lama namun ongkosnya lebih ekonomis.
Kota Auckland merupakan kota terbesar di Selandia baru yang letaknya di Pulau Utara. Walaupun merupakan kota terbesar dan paling ramai, tetap saja terasa sepi dibandingkan dengan di tanah air