Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Di Sini, Yang Sudah Tua Kembali Merasa Muda

Diperbarui: 25 Januari 2023   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bakmi Gandhok: Dokpri

Bakmi Jawa merupakan kuliner khas Yogya yang tidak pernah saya lewati jika berkunjung ke kota yang selalu bikin kangen ini.
Ada beberapa gerai bakmi Jawa yang menjadi favorit. Misalnya bakmi Kadin yang selalu ramai dan ada hiburan penyanyi setiap malam.  Selain itu juga ada Bakmi Mbah Gito yang resto nya sangat khas karena penuh dekorasi yang  unik.  Namun kalau kamu ingin resto yang suasananya lebih nyaman, luas dengan lingkungan berupa taman dan pendopo khas Jawa, maka Bakmi Gandhok adalah pilihan yang tepat.Lagi pula lokasi Bakmi Gandhok di Jalan Nogosari Lor  ini memang masih termasuk Jeron Beteng alias lingkungan Keraton.  Letaknya tidak terlalu jauh dari alun-alun Selatan atau juga Pasar Ngasem.


Kalau kita lihat dari depan, bangunan resto ini mirip sebuah rumah yang lumayan biasa. Di bagian depan bangunan ada sebuah Cafe yang dilengkapi wifi dan sering digunakan oleh anak -anak muda untuk bersantai sambil bekerja.
Sementara tempat unik menikmati bakmi ada di bagian halaman belakang rumah . Begitu masuk di s depan kita ada beberapa meja dna kursi yang letaknya di alam terbuka dengan pohon-pohon dan hiasan lampu lampu yang memberikan suasana romantis. Terutama bila kita datang di malam hari.  Tempat memesan makanan ada di sebelah kiri dan menjadi satu dengan dapur tempat makanan dan minuman yang kita pesan disiapkan.


Menu di bakmi Gandhok ini cukup beragam, selain bakmi Godog dan goreng dengan pilihan mi kuning dan putih serta tambahan brutu, ada juga nasi Goreng, cap cai dan rica-rica.   Sementara untuk minuman tersedia berna gak minimamente hangat dan dingin seperti sedang Uwuh, jahe, dan juga Jeruk nipis.

Suasana di pendopo: Dokpri


Setelah memesan kita Baru memilih tempat duduk. Selain di tiang terbutaline bisa juga duduk di dalam pendolo. Suasana di resto terasa sangat nyaman dan santai.  Sewaktu memesan, pengunjung juga ditanya atas nama siapa pesanan tersebut.
Sambil menunggu makanan dan minuman saya sempatkan diri melihat-lihat di kawasan resto yang lumayan luas ini.  Di sudut halaman di dekat dapur tempat masak ada sebuah gerobak mie bertulisan Bakmi Gandhok lengkap dengan alamat dan nomor telepon.

Tempat memesan dan memasak: Dokpri

 
Di pendopo terdapat banyak meja dan kursi, ada meja kecil yang buat dua ornag ada juga meja lebih besar berbentuk bundar untuk emoh ornag.  Di halaman sebelah dalam dekat pendopo kuga masih banyak meha dan kursi di udara terbuka.
Uniknya di salah satu meja di dalam pendopo tersedia acar mentimun, cabai rawit dan juga kecap manis sebagai bumbu masakan yang bisa diambil sendiri oleh pelanggan, lengkap dengan piring kecil mungil dan tusuk gigi.

Minuman Mentimun serta cabai: Dokpri


Setiap lima menit sekali, ada karyawan baik lelaki maupun perempuan yang datang mengantarkan makanan.  Karena mereka tidak tahu lokasi tempat duduk pemesan, setiap kali mengantar makanan, yang disebutkan adalah nama pelanggan yang disebut sewaktu memesan makanan.


Uniknya mereka menambahkan panggilan Kak di depan nama pembawaan tanpa mengetahui Profil dan usia pemesan.  Baik remaja, anak muda, maupun orang tua dipanggil dengan sebutan KaK di depan nama.
Mau tidka mau saya pun merasa kembali menjadi muda belia karena seperti Kak Seto dan Kak Henny yang selalu dipanggil Kak.
Rupanya fenomena memanggil dengan sebutan kak ini sudah cukup lama merebak di dunia hospitality industri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline