Koteka Talk pada 24 Desember 2022 kemaren menampilkan Duta Besar Indonesia di India merangkap Bhutan, Ibu Ina Krishnamurti yang berbocara dan mebahas banyak tentang hubungan bilateral Indonesia dan India khususnya tenang dunia pariwisata.
Banuak info menarik dan tips mengenai India yang dibahas Ibu Duta Besar yang kemudian dengan sabar menjawab berbagai macam pertanyaan dari peserta Koteka Talk kali ini. Salah satu informasi yang menarik adalah akan adanya penerbangan langsung antara India dan Indonesia pada tahun 2023 mendatang. Bebepa maskapai baik dari India maupun Indonesia akan mulai mncoba menjajagi rute-rute yang diharapkan bisa meningkatkan lalu lintas wistawan antara ke dua negara.
India sebagaimana diketahui adalah sebuah negeri yang luas dengan jumlah penduduk yang maha amata banyak. Tips dari Bu Duta besar adalah, kita harus lebih menegnal dan melakukan ristet terlebih dahulu tentang tampat yang akan kita kunjungi karena bisa saja cuaca, budaya , makanan dan bahkan bahasanya berbeda antara satu tempat dan tempat lainnya.
Nah, berbicara tenyang India ini, timbul keinginan untuk mampir ke sana lagi. Apa lagi sebelum pandemic lagi [enarh diberlakukan kemudahan E-Visa bagi pemegang paspor Indonesia, walau kebijkan ini untuk sementara dihentikan dan pengunjung diharuskan mendapatkan visa di Kedutaan India kembali.
Nah keharusan mendapatkan visa ini mengngatkan saya pada kunjungan pertama saya dan keluarga ke India beberapa belas tahun yang lalu. Kemungkinan besar tahun 2006.
Sewaktu mengajukan visa di Kedutaan India di Jakarta, kami juga sudah mengisi formulir lengkap untuk masing-masing anggota keluarga yang berangkat yaitu saya, istri dan ketiga anak kami. Bahkan disertai dengan itinerary dan dilampirkan bukti tiket penerbangan. Proses pembuatan visa pun selesai tanpa masalah. Waktu itu hanya ada empat paspor untuk 5 orang karena untuk anak yang bungsu masih ikut di paspor saya.
Perjalanan dimulai dengan jalan-jalan dulu di Hong Kong beberapa hari dan baru kemudian dilanjutkan menuju ke Delhi. Masalah baru muncul ketika melapor cek in di Bandara Internasional Hong Kong ketika petugas menyatakan bahwa anak saya yang paling kecil tidak bisa berangkat karena tidak memiliki visa.
Saya sangat terkenjut karena merasa sudah melakukan aplikasi visa di Jakarta bersama-sama. Namun ketika ditunjukan oleh petugas tersebut di pasor saya memang hanya ada satu visa. Dan walau ada stemple untuk pengikut tetapi tidak ditulis berapa anak yang ikut.
Petugas menjelaskan bahwa tidak mungkin mengangkut anak saya di peswat menuju Delhi karena nanti akan mendapat masalah di imirgasi India. Akhrinya kamu memutuskan agar istri dan kedua anak yang besar berangkat lebih dulu ke Delhi sementara saya menghubungi kedutaan India di Jakarta. Ternyata petugas lupa menuliskan pada visa yang diterbitkan bahwa ada satu anak yang ikut.