Japanese Film Festival di Jakarta pun berakhir pada 6 November semalam. Dan ternyata malam itu terbukti merupakan malam paling menegangkan yang saya dapatkan di Studio 8 CGV Grand Indonesia. Dua buah film yang saksikan, keduanya termasuk genre thriller dan horror.
Film pertama berjudul Lesson in Murder yang membuat penonton terpaku di kursi masing-masing sejak awal hingga akhir karena terus bertanya-tanya dan mencari jawab siapa sesungguhnya pelaku pembunuhan yang tidak diakui oleh pembunuh berantai yang menjadi bintang di kisah ini.
Begini kisahnya: Film dibuka Masaya Kakei baru saja kehilangan neneknya yang meninggal dan tiba-tiba saja menerima sebuah surat dari seorang pembunuh berantai, Yamato Haimura yang sedang dalam proses persidangan. Masaya sendiri mempunyai masalah di keluarganya karena ayahnya tidak suka dengan dirinya yang hanay berhasil masuk ke universitas rangking bawah di Tokyo.
Akhirnya Masaya berkunjung ke penjara dan menemui Yamato. Di sini Yamato dengan terus terang mengakui seluruh tuduhan pembunuhan kecuali satu pembunuhan yaitu atas nama Kaoru Nezu. Apalagi Kaoro Nezu yang sudah berusia sekitar 26 tahunan bukan merupakan kelompok umur yang disukai Yamato karena seluruh korbannya merupakan anak SMA berusia 17-18 tahun.
Melalui berbagai flash back, diketahui juga bahwa Yamato merupakan tukang roti yang mempunyai toko sendiri dan Masaya kecil suka mampir ke toko ini. Yamato juga merupakan sosok yang ramah, suka bergaul namun tidak disangka-sangka merupakan pembnuh berdarah dingin yang sadis ketika melakukan pembunuhan dengan menyiksa korbannya terlebih dahulu. Salah sat ciri khas Yamato adalah mencabuti kuku tangan korban, namun hal ini tidak terjadi pada korban Kaoru Nezu. Karena itu Yamato meminta agar Masaya menyelidiki siapa sesungguhnya pembunuh yang sebenarnya.
Nah mulailah pengembaraan Masaya dalam menyelidiki kasus ini dengan menjadi pekerja paruh waktu di kantor pengacara yang membela Yamato. Masaya bisa mempelajari seluruh berkas yang melibatkan Yamato, menyelidiki nama dan latar belakang korban termasuk Kaoro. Masaya pun mendatangi lokasi tempat mayat Kaoru ditemukan dan akhirnya berhasil menemukan sosok yang diduga sebagai pembunuh Kaoru, yaitu Itsuki Kanayama.
Namun Masaya juga menemukan sisi gelap latar belakang Yamato dan ibunya yaitu Eriko Kakei yang ternyata pernah tinggal di rumah panti asuhan dan hamil sebelum nikah. Karena itu dia menduga bahwa ayahnya yang sekarang ini bukan ayah kandungnya dan menduga bahwa Yamato adalah ayah kandungnya. Bahkan Masaya hampir saja menjadi seorang pembunuh ketika berkelahi dengan seseorang tidak dikenal.
Penonton mungkin bisa langsung menduga dan mengambil kesimpulan bahwa Yamato adalah ayah kandung Masaya. Namun jalinan cerita yang penuh dengan twist dan kejutan ternyata berkisah lain. Adegan demi adegan, narasi demi narasi mengungkap banyak fakta yang membuat penonton terus penasaran akan siapa sesungguhnya pembunuh Kauro Nezu. Bahkan kemudian juga diungkap fakta tentang latar belakang hubungan Yamato dan Itsuki serta adiknya.
Masih banyak lagi jalanan kisah penuh kejutan yang sulit diduga dalam film ini. Sebuah film yang benar-benar memukau dan membuat mata tidak berhenti menatap layer sejak awal hingga akhir. Siapa sesungguhnya pembunuh Kaoru dan siapa sesungguhnya ayah kandung Masaya?
Setelah di Jakarta, Film Lesson in Murder masih akan tampil di Japanese Film Festival yang akan diadakan di Makassar 18-20 Nomber dan di Bandung 2-4 Desember 2022.