Salah satu film anime yang ditayangkan dalam Japanese Film Festival 2022 adalah Inu-Oh. Kebetulan saya menyaksikannya pada Sabtu sore pukul 16.00 di Studio 8 CGV Grand Indonesia. Film ini juga memiliki banyak penggemar sehingga tiket sudah sold out sejak beberapa hari sebelum film ditayangkan.
Nah bagaimana sih kisah dan apa makna kata Inu-Oh sendiri. Dalam Bahasa Jepang Inu ternyata berarti Anjing sementara kata oh sendiri berarti Raja. Secara harfiah judul film ini adalah Raja Anjing. Lalu bagaimana kisahnya sehingga film ini menjadi sangat menarik untuk ditonton terutama bagi pecinta film bergenre animasi.
Pada awal menonton, saya masih harus meraba bagaimana kisah dan latar belakang film ini. Namun dalam narasi banyak dikisahkan tentang Noh, yang merupakan pertunjukan tarian klasik Jepang yang sudah ada sejak abad ke 14. Dalam film ini, kita seakan-akan diajak kembali ke masa sejak abad ke 12 hingga 15 terutama melalui penampilan musik yang alunannya lumayan indah, klasik, dan sekali-kali juga bernuansa modern.
Dikisahkan melalu narasi seorang pemain biwa (alat music petik klasik Jepang yang berasal dari Tiongkok), tentang kejadian sekitar 900 tahun lalu ketika Keluarga atau Klan Genji yang sedang mencari atau mengumpulkan Imperial Regalia kekaisaran Jepang yang terdiri dari tiga harta karun. Klan Genji berhasil mengalahkan Klan Heike pada pertempuran di Dan No Ura, yaitu pertempuran di laut yang terjadi pada 1185. Pada peristiwa ini, kaisar tenggelam sambil membawa salah satu pedang harta karun yang bernama Kusanagi no Tsurugi.
Nah Tiga ratus tahun kemudian, atau sekitar 600 tahun lalu, Shogun Asihkaga Yoshimitsu memerintahkan Tomona dan ayahnya untuk menyelam dan mencari pedang ini di reruntuhan kapal Heike yang tenggelam. Dikisahkan pedang berhasil diambil namun ketika dibuka dari sarungnya menyebabkan kematian sang ayah dan Tomona menjadi buta. Tomona kemudian terus mengembara sambil diteman ruh sanga ayah dan dia sempat mengubah Namanya menjadi Tomoichi. Tomona kemudian belajar memainkan biwa dan menjadi anggota grup biwa.
Pada saat yang sama ada seorang pemimpin grup Noh yang selalu tampil dengan menggunakan topeng. Dia memiliki seorang putra yang lahir dengan tangan dan kaki yang tidak normal dan wajah yang buruk. Karena itu sang ayah selalu memerintahkannya untuk memakai topeng. Suatu hari ketika melihat ayahnya melatih saudara-saudaranya menari, anak ini ternyata mampu menari dan kemudian kedua kakinya bisa menjadi normal.
Anak ini yang menamakan dirinya sendiri sebagai Inu-Oh karena diperlakukan bagai anjing oleh ayahnya kemudian bertemu dan berteman dengan Tomoichi. Hal ini terutama karena kebutaan Tomoichi sehingga bisa menerima Inu-Oh sebagai teman.
Mereka kemudian membentuk grup pertunjukan music dan tari dan Tomoichi mengganti Namanya menjadi Tomoari. Mereka mengadakan pertunjukan di sebuah jembatan dengan Inu Oh menari di bawah jembatan mengikuti music dan nyanyian yang menceritakan bagaimana pasukan Heiki kehilangan tangan mereka ketika kapal mereka tenggelam. Ajaibnya di akhir pertunjukan kedua tangan Inu Oh menjadi normal.
Demikianlah grup Inu Oh dan Tomoari semakin terkenal, bahkan penampilan fisik Inu Oh juga berubah kian normal. Namun hal ini tidak disukai oleh shogun Ashikaga yang menginginkan hanya versi mereka tentang Klan Heike yang dinyanyikan oleh Inu-Oh.
Nah bagaimana kelanjutan kisah Inu-Oh ini, dan bagaimana latar belakang sehingga dia dilahirkan cacat dengan wajah yang buruk? Ternyata semuanya akan terbongkar dalam film ini. Dan juga yang paling penting adalah penonton dapat menikmati konser dan iringan musik yang walau pun berasal dari ratusan tahun yang lalu, tetapi tetap bisa memukau penonton di abad ke 21 ini. Gaya dan liriknya pun tidak kalah dengan konser penyanyi top masa kini.