Bulan Oktober biasanya dikaitkan dengan bukan horor dan hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya film bergenre horor yang dirilis pada bulan ini, salah satunya adalah film Inang yang mulai tayang pada 13 Oktober 2022 di berbagai jaringan bioskop, termasuk CGV.
Kebetulan saya dan beberapa teman dari komunitas penggila nonton film KOMIK sempat menyaksikan film ini bersama di CGV Plaza Indonesia, Kamis Siang 13 Oktober kemarin. Sebenarnya sebelum nonton, saya tidak membaca atau mencari informasi terlebih dahulu mengenai film ini, sehingga baru mengetahui genre dan ceritanya ketika menonton.
Kata Inang sendiri dalam film ini diterjemahkan menjadi Rahim atau womb dalam bahasa Inggris, karena secara kebetulan film besutan sutradara Fajar Nugros dan produksi IDN Pictures ini dilengkapi dengan teks dalam Bahasa Inggris. Konon karena film Inang ini juga mewakili Indonesia dalam Festival film bergengsi di Korea Selatan, yaitu BIFAN atau Bucheon International Fantastic Film Festival 2022.
Pembukaan film ini sangat menarik karena menampilkan salah satu karakter dalam film yaitu Ki Ageng yang sedikit menjelaskan tentang Rebo Wekasan, yaitu hari Rabu terakhir di bulan Safar pada setiap tahun yang konon merupakan hari paling sial dalam tahun itu. Nah karenanya, setiap anak yang lahir pada hari Rebo Wekasan, sesuai tradisi Jawa, harus diruwat. Tapi siapa sangka proses ruwatan dalam film Inang itu begitu mengerikan?
Pembukaannya saja sudah begitu menggelitik, berikut sekilas sinopsis film ini. Inang bercerita tentang Wulan (Naysilla Mirdad) yang kebetulan bekerja di sebuah pasar swalayan bernama Rabu Mart dan baru saja hamil di luar nikah dan sang pacar sama sekali tidak bertanggung jawab.
Bingung dengan kehamilan yang 16 minggu, tidak punya uang dan akan diusir dari tempat kontrakan, Wulan mencari informasi di media sosial dan bertemu dengan suatu grup khusus yang melindungi ibu hamil. Ketika Wulan menceritakan dirinya hamil tanpa suami, maka hanya ada tiga pilihan logis bagi Wulan, yaitu membesarkan anaknya sendiri, menggugurkan kandungan, atau memberikan anaknya untuk diadopsi. Karena merasa tidak punya pilihan, Wulan memilih opsi ketiga.
Di sini wulan mulai berkenalan dengan keluarga yang nantinya akan mengadopsi anaknya yaitu, Bu Eva (Lydia Kandow) dan Pak Agus (Rukman Rosadi). Sepasang suami istri setengah baya ini sangat baik dan memiliki rumah besar di pedesaan yang nyaman. Wulan akhirnya bersedia tinggal bersama mereka sampai melahirkan bayinya. Bahkan Wulan juga dijanjikan tetap boleh mengunjungi anaknya nanti.
Singkat cerita, Wulan mulai sering mengalami mimpi buruk selama tinggal di rumah Bu Eva dan Pak Agus ini. Wulan mulai berusaha untuk kabur dari rumah namun usahanya untuk mengundang temannya tidak berhasil karena temannya tiba-tiba meninggal.
Titik terang mulai ada bagi Wulan ketika Bergas (Dimas Anggara), putra Bu Eva dan Pak Agus tiba-tiba kembali ke rumah setelah berhenti dari kerja di Singapura. Dan Siapa sangka, Bergas ini pula yang kemudian berusaha untuk membantu Wulan kabur dari rumah setelah Bergas mengetahui perbuatan orang tuanya yang melakukan ritual mengerikan dan akan mengorbankan Wulan.
Bagaimana akhir cerita, apa ritual mengerikan yang dilakukan Pak Agus dan Bu Eva dan apa hubungannya dengan Bergas dan Rebo Wekasan? Apakah Wulan dan Bergas berhasil kabur dan bagaimana nasib mereka serta nasib anak dalam kandungan Wulan.