Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Gudeg Manggar, Apa Itu?

Diperbarui: 5 Juli 2022   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gudeg Manggar : dokpri

Siang ini saya kebetulan jalan-jalan bertandang ke Kawasan Desa Wisata Gamblong di kabupaten Sleman, Yogyakarta sekitar 45 menit dari pusat kota Yogya.
Salah satu daya tarik kawasan desa wisata ini adalah Studio Alam Gamblong yang digadang-gadang sebagai Hollywood dari tanah Jawa, tempat beberapa film yang fenomenal seperti Bumi Manusia pernah dibuat.

Resto Gudeg : dokpri 

"Ayo kita makan dulu," ajak salah seorang anggota keluarga ketika sampai di sini dan melihat sebuah rumah makan gudeg.

Kebetulan belum sempat makan gudeg sejak kedatangan di Yogya kemarin pagi.
"Gudeg Manggar Luweng Kayu," demikian nama rumah makan yang siang itu masih tampak sepi. Mungkin karena waktu makan siang belum tiba.

Suasana resto: dokpri

Kami masuk dan kemudian melihat-lihat suasana resto yang lumayan cantik dan asri. Di ruang utama ada beberapa meja besar dan panjang dari kayu, sementara di pendopo tengah ada sebuah kolam ikan kecil, ruang makan dengan beberapa meja, sebuah gazebo dengan hiasan jagung dan padi.
Di pojok a ada lagi sebuah tempat makan dengan meja dan kursi dari kayu dan sebuah sumur yang di atasnya ditutup dengan beberapa ikat jagung.

Sumur jagung : dokpri 

Ada juga hiasan topi petani berbentuk caping yang dipajang di tiang-tiang bambu.
Menu andalan rumah makan ini adalah gudeg Manggar. Pada awalnya saya mengira Manggar adalah Hany semacam merek dagang.  Sampai kemudian menjadi jelas ketika mbak yang melayani kami menjelaskan.
"Kalau gudeg umumnya dibuat dari gori atau nangka muda, gudeg kami dibuat dari Manggar atau bunga kelapa, yaitu pucuk kelapa yang masih belum menjadi buah.
Menu di restoran ini juga bermacam-macam selain gudeg ada oseng entog dengan bermacam bumbu.
Kani memesan menu paket untuk 4 orang yang lengkap dengan gudeg, krecek, nasi, oseng mercon, rica enthog, ayam paha bawah dan minuman es teh atau teh hangat.  Untuk pesanan tambahan juga ada es kelapa, kopi dan berbagai macam jus.
Saya kemudian  sempat  berfoto dengan topi caping sambil memegang beberapa ikat jagung sambil menunggu gudeg disiapkan.
Ketika mencicipi gudeg Manggar ini, baru terasa ada cita rasa yang khas yang membedakannya dari gudeg nangka muda yang selama ini sering saya nikmati.
Walau bentuknya berbeda, tetapi rasanya tidak kalah dengan gudeg konvensional yang sudah biasa dicoba.
Bagi sobat yang kebetulan main ke yogya tua Sleman dan penasaran dengan gudeg Manggar, yuk mampir dan mencicipi nya.   Apalagi harganya termasuk masih terjangkau dan  tidak  terlalu mahal. Sebagai contoh harga es kelapa hanya 10 ribu per gelas.
Di tempat ini juga tersedia musala  kecil yang rapi dan bersih. Bagi yang ingin Medan dan tidak sempat mampir bisa juga memesan dengan salah satu aplikasi ekspedisi dan bisa satu hari sampai ke beberapa kota di pulau Jawa.
Nah, siapa takut mencoba Gudeg Manggar?

Yogyakarta, 5 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline