Salah satu daya tarik PIK2 adalah kawasan PIK Pantjoran yang ada di salah satu pulau reklamasi di sebelah utara Jakarta. Berada di PIK Pantjoran ini, kita seakan-akan berada di Shanghai atau Beijing dengan bangunan, arsitektur, kuliner dan atmosfernya yang khas Tiongkok. Yuk kita mampir dan melongok sejenak apa saja yang ada di sana.
Siang menjelang sore, kami tiba di PIK Pantjoran dan masuk dari arah belakang. Sekilas suasana Tiongkok sudah langsung menyeruak dengan banyaknya bangunan beratap khas yang tidak salah lagi mencerminkan arsitektur Tionghoa.
Asyiknya lagi walau sebenarnya merupakan tempat kumpulan restoran dan gerai yang menjual berbagai jenis kuliner, tempat ini juga dilengkapi dengan berbagai wahana dan informasi mengenai budaya dan bahkan agama Tionghoa. Sebagaimana tempat wisata yang baik, informasi bahkan ditulis dalam Bahas Indonesia dengan terjemahan Bahasa Inggris.
Informasi pertama yang saya lihat adalah sebuah gambar berjudul Asal-Usul Toko Kelontong yang bergambar deretan rumah-rumah khas Tiongkok tempo dulu sebagaimana pernah ada di kawasan Senen dan Jatinegara.
Di depannya ada juga gambar becak, dan pedagang keliling. Pedagang keliling ini digambarkan sebagai orang Tionghoa yang berjualan sambil membunyikan kelontong, yaitu tambur kecil dengan dua buah bola.
Di sebuah area terbuka terdapat beberapa kursi dengan meja berbentuk bulat. Dan di dekatnya ada sebuah mural atau lukisan dinding yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
Ada sebuah keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu dengan dua anak yang sedang melihat-lihat di sebuah pasar atau super market yang digambarkan dengan bahan makanan dan lampion.
Di sisi lain ada dua anak perempuan dan juga tumpukan buku-buku yang menggambarkan sebuah toko buku. Ada tulisan dalam aksara Hanzi yang mengucapkan selamat datang di Supermarket dan toko buku.