Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Begini Ruangan Harem di Rumah Sheik Al Maktoum di Dubai

Diperbarui: 14 Juni 2022   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menara Shindaga: Dokpri

Banyak orang bilang Dubai adalah Fake City atau Kota Palsu. Hal ini disebabkan karena terlalu pesatnya Dubai berkembang dalam beberapa puluh tahun terakhir ini. Jika pada tahun 90-an, Sebagian besar kota Dubai yang kita kenal sekarang masih berupa padang pasir, sekarang sudah menjelma menjadi deretan pencakar langit dan bangunan yang mengah.

Namun kalau kita mau melihat ke Dubai yang asli, ada baiknya berkunjung ke bangunan yang sudah ada sejak lebih seratus tahun yang lalu, salah satunya adalah Rumah penguasa Dubai, Sheikh Al Maktoum. Tentu saja rumah tua ini sekarang sudah menjadi museum.

Sore itu, saya naik Dubai Metro yang sejak dibuka pada tanggal 9 September 2009 lalu menjadi alat transportasi favorit saya bila ke Dubai. Saya kemudian turun di Stasiun Al Gubaibah yang ada di kawasan The Creek, alias semacam laut atau teluk yang menjorok ke pedalaman. 

Lapangan di depan Al Gubaibah: Dokpri

Keluar dari stasiun, suasana yang meriah langsung menyambut.  Banyak sekali pengunjung yang sedang bersantai di lapangan rumput nan hijau dengan latar belakang beberapa bangunan dengan arsitetur tua berwarna cokelat kekuningan. Relung-relung jendelanya memberikan nuansa suasna Timur Tengah zaman lama. Sekilas, kebanyakan pengunjung tersebut adalah para pekerja asing dari kawasan anak benua India.

Sementara tidak jauh dari tempat ini juga ada beberapa bangunan modern namun dibangun dengan gaya lama yang menyesuaikan dengan keadaan sekeliling, terutama warna yang seragam cokelat ke kuningan. Ada Gedung Kementerian Keuangan dan di sebelahnya juga ada Gedung HSBC.

Menara : Dokpri

Sebuah menara kuno berdiri dengan gagah. Di bagian atasnya bentuknya mirip benteng pada buah catur yang berbentuk segi empat. Tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 10 meter saja. Uniknya di dinding banyak bagian yang berlubang-lubang mirip ventilasi. Ada dua orang lelaki di depan menara itu, saya kemudian mendekat dan ternyata ada sebuah prasasti yang menjelaskan nama dan sekilas sejarah mengenai menara ini: Al Shandagah Watch Tower built in 1939 and the Dubai Municipality restored  in 1994, demikian tertulis dalam prasasti dalam Bahasa Arab dan Inggris.

Juthoor Art Centre: Dokpri

Tidak jauh dari menara ini terdapat sebuah bangun bernama "Juthoor Art Centre,"  Saya kemudian mendekati bangunan ini.    Di depannya  tampak sekelompok orang lelaki, kali ini dengan wajah Aisa Tenggara, kemungkinan besar pekerja dari Filipina atau mungkin juga Indonesia.  Di dekat pintu ternyata ada juga tulisan dalam Bahasa Arab dan Inggris, "House of Sheikh Kalifah bin Saeed Al Maktoum,"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline