Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Kisah Sebuah Musala di Halte TransJakarta Dekat Tiga Kedutaan Besar

Diperbarui: 5 Juni 2022   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halte Kungingan Timur: Dokpri

Kembali ke Jakarta!  Sore itu saya memang kembali menuju ke Jakarta dari Bekasi dengan tujuan Erasmus Huis di Kedutaan Belanda di kawasan Kuningan. Tujuannya sangat sederhana, menyaksikan dua film yang diputar dalam rangka pemanasan Europe on Screen.

Dengan KRL saya tiba di Stasiun Manggarai yang kini tampak megah, ramai dan selalu dipenuhi oleh penumpang yang sibuk bertanya tempat menunggu kereta api dengan berbagai arah tujuan masing-masing. Sementara saya juga masih bertanya-tanya di mana harus menunggu Trans Jakarta yang bisa membawa saya ke Kuningan.  Dulu, sebelum pandemi saya hafal tempat menunggu Bus 6 M jurusan Blok M.

Namun kali ini, saya keluar dari stasiun mengikuti petunjuk ke arah jalan Sultan Agung dan HalteTrans Jakarta di Terminal Manggarai.  Saya berjalan di lantai atas stasiun yang tidak terlalu ramai dan kemudian menuruni anak tangga sambil sesekali melihat suasana stasiun dan sekitarnya, Ada beberapa penumpang yang juga bingung harus transfer ke Bogor setelah tiba dari Bandara Soekarno-Hatta dengan KA Bandara.  Seharusnya mereka tidak menuju pintu keluar melainkan naik ke peron atas.

Sementara di depan pintu stasiun ada juga penumpang yang baru tiba dari bandara sedang menunggu angkutan online.  Dari koridor yang menuju ke Halte Trans Jakarta dan terminal Manggarai, saya bisa  memandang megahnya bangunan Stasiun Manggarai. 

Petunjuk Stasiun Manggarai: Masih Kumuh?  Dokpri

Saya terus berjalan menuju Halte Terminal Manggarai.  Ketika sudah mendekat saya melihat bangunan Pasar Raya Manggarai yang dulu merupakan salah satu pusat perbelanjaan favorit saya. Bahkan di Gedung ini ada Masjid Al Latif yang indah dan nyaman. Namun bahkan dari kejauhan saya bisa melihat bahwa pusat perbelanjaan ini sudah ditutup. Persaingan antar mal dan hantaman badai Covid rupanya tidak bisa dielakkan. Pintu utamanya terlihat sepi dan tidak ada kegiatan.  Rencana pertama yaitu salat Asar di Pasar Raya terpaksa batal.

Pasar Raya: Dokpri

Saya tiba di halte Busway Manggarai. Kebetulan tidak lama menunggu bus 6M tujuan Blok M tiba. Saya segera naik dengan tujuan halte Kuningan Timur.  Tiba-tiba saja saya ingat bahwa ada beberapa halte Trans Jakarta yang sudah dilengkapi musala.  Namun saya tidak ingat yang mana. Namun penyelusuran di dunia maya memberikan info bahwa halte Patra Kuningan memiliki fasilitas ini. 

Bus melaju lumayan lancar ke halte Pasar Rumput, Halimun dan kemudian memasuki Jalan H.R Rasuna Said.   Setelah melewati beberapa halte seperti Setiabudi Utara, GOR Sumantri, akhirnya bus tiba di halte Patra Kuningan.  Sekilas suasana halte belum terlalu ramai. Saya segera turun dan langsung melihat ke arah kanan alias bagian utara halte. Di pojok terlihat tanda bertuliskan musala.   Di depan musala ada sebuah tempat wudu dengan beberapa buah keran. Setelah melepas sepatu saya menuju tempat wudu dan langsung kaget karena keran tersebut tidak mengeluarkan air. Demikian juga dengan dua keran di sebelahnya.

Saya sempatkan mengintip ke musala yang mungil namun tampak lumayan rapi. Sayang tidak ada airnya. Saya segera kembali memakai sepatu dan berjalan menuju pintu halte dimana terdapat seorang petugas halte trans Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline