Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Kalau Tidak Ada Ini, Jangan Naik Lift di Hong Kong

Diperbarui: 2 Mei 2022   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hong Kong di waktu malam: Dokpri

Hong Kong di akhir Desember menjelang pergantian tahun.  Malam sudah menggantung di  Semenanjung Kowloon atau lebih tepatnya di kawasan Harbour City. Saya berjalan sambil melihat-lihat keramaian yang ada.  Sebuah display dengan tema superman membuat kita seakan-akan dibawa terbang jauh ke Hollywood sana.  

Tapi saya terus berjalan, dan di Hong Kong, kita akan harus banyak berjalan untuk dapat menikmati suasananya yang khas. Bahkan saya dapat jalan sejauh beberapa kilometer tanpa merasa Lelah.

Spiderman di Harbour City: Dokpri

Arus keramaian membawa saya berjalan menuju ke Pelabuhan Star Ferry di Tsim Sha Tsui.  Melewati Pelabuhan, saya sampai di Kowloon Canton Railway Clock Tower.  Sebuah menara jam yang sangat ikonik dan bersejarah yang menandakan bahwa dulu di sini pernah ada stasiun kereta api yang menghubungkan Kowloon dengan Canton alias Guangzhou.  

Jalur kereta itu masih ada tetapi stasiunnya sendiri sudah dipindahkan ke Hung Hom pada 1975.  Di bekas lahan stasiun itu kini berdiri megah beberapa gedung yang sangat akrab dengan saya, Hong Kong Cultural Centre, Hong Kong Space Museum, dan juga Hong Kong History Museum.   Akrab, karena saya sangat sering mampir ke atau sekedar lewat gedung-gedung tersebut.

Dari sini saya terus menyusuri promenade di tepi pantai sambil sesekali melemparkan pandangan ke deretan pencakar langit  di pulau Hong Kong yang ada di seberang sana. 

Beberapa gedungnya sangat familiar dan muda dikenali. Ada HSBC Building yang dulu pernah menjadi gedung tertinggi di Hong Kong, namun ada pula Bank of China Tower yang bahkan lebih tinggi lagi menjulang. Pemandangan di Victoria Harbour ini memang tidak henti-hentinya menyihir saya untuk sekedar termenung dan mengaguminya. Lampu warna-warni dan pantulan yang di laut menjadi suatu vista yang khas Hong Kong.

Tiba-tiba saja keinginan untuk naik Star Ferry dan menyeberang ke pulau Hong Kong timbul kembali. Disertai embusan angin yang sejuk saya putar badan kembali menuju ke Pelabuhan Star Ferry. mengeluarkan kartu Octopus dan naik ferry kelas utama yang konon paling murah di dunia.  

Tidak lama duduk , ferry kemudian bergerak.  Malam itu, penumpang sudah tidak terlalu ramai. Kebanyakan hanyalah wisatawan yang ingin menikmati suasana Hong Kong dengan  pelayaran singkat selama 8 menit menuju Central Pier.

Star Ferry: Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline