Benua Afrika masih merupakan misteri bagi kebanyakan orang Indonesia. Hanya ada beberapa negara yang mungkin lumayan sering dikunjungi seperti Mesir atau Afrika Selatan.
Pada kesempatan acara Talkshow yang diadakan oleh Koteka bekerja sama dengan Kedutaan Besae Republik Indonesia di Harare, Zimbabwe dengan topik Situasi Pandemi di Zimbabwe dan Sekilas Harare, ternyata kita banyak mendapat informasi yang sangat berharga mengenai negeri di Afrika Tenggara ini.
Narasumber pertama adalah Bapak Dewa Made Juniarta Sastrawan yang merupakan Duta Besar Republik Indonesia di Zimbabwe .
Banyak hal yang beliau bahas terutama sekilas mengenai negeri Zimbabwe yang dulunya bernama Rhodesia ini.
Negeri Zimbabwe sendiri baru memperoleh kemerdekaan sejak 1979 dan beribukota di Harare yang dulunya bernama Salisbury. Sementara Rhodesia sebelah utara lebih dahulu merdeka dan menjadi Zambia.
Sebagai negara mantan jajahan Inggris sebenarnya Zimbabwe mempunyai sistem pendidikan dengan standar yang lumayan bagus, namun sayangnya kekurangan dana membuat infrastruktur pendidikan semakin buruk.
Selama pandemi ekonomi di Zimbabwe tetap berjalan dengan menggunakan dua mata uang yaitu mata uang Dollar Amerika dan juga Dollar Zimbabwe. Bahkan sebagian sudah menggunakan uang elektronik dalam mata uang lokal berbasis SMS.
Sebagaimana diketahui bahwa Zimbabwe adalah negara yang tidak mempunyai pantai, namun mempunyai banyak lokasi wisata yang menarik. Salah satunya adalah air terjun yang sangat terkenal di dunia, yaitu Victoria Fall. Konon air terjun yang terletak di Sungai Zambesi yang menjadi perbatasan Zimbabwe dan Zambia ini merupakan air terjun paling besar di dunia.
Pada talk show ini juga dibahas bahwa pemegang paspor Indonesia dapat berkunjung ke Zimbabwe dengan fasilitas Visa on Arrival.
Nah. Kalau pandemi sudah usai, sepertinya boleh juga memasukkan Zimbabwe ke dalam daftar negeri yang akan kita kunjungi.
Untuk penulis sendiri bisa menambah daftar negara di Afrika Tinur yang sudah dikunjungi selain Kenya, Rwanda dan Tanzania.