Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Kuil Penyembah Api yang Menjelma Menjadi Masjid di Kota Tua Baku

Diperbarui: 9 Maret 2020   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Icheriseher atau kota tua Baku menjadi tujuan utama kami dalam jalan-jalan di hari pertama di ibukota Azerbaijan, negri nan  cantik eks Soviet yang letaknya di tepi Laut Kaspia.

Berwisata di kota tua ini, kita bagaikan memasuki lorong waktu kembali ke masa lampau. Banyak tempat yang menarik yang sudah dijkunjungi sejak pagi hingga siang hari termasuk Shirvansyah Saray Alias Istana Shirvansyah yang masih memancarkan kemegahan masa lalu Azerbaijan,

Matahari mulai agak condong ke barat, dan tiba waktunya untuk mencari masjid. Berdasarkan peta di gadjet, ada beberapa masjid atau mescidi di kawasan  kota tua Baku.

dokumentasi pribadi

Saya sempat mengikuti petunjuk jalan ketika melewati jalan kecil bernama Ilyas Efendiyev Kudesi dimana ada arah menuju ke Muhammed Mosque atau Mehemed mescidi.

Namun ketika mengikuti jalannya kita sampai ke sebuah masjid tua yang pintunya tertutup dan tampak sepi.

dokumentasi pribadi

"Mohammed Mosque  and Minaret, 1078-1079, Acrchitectural Monument of Universal Value Protected by the Sate", demikian terpampang pada sebuah plakat yng terpampang di dekat pintu kayu berukir itu.  Menaranya yang tampak menjulang mengisyaratkan kemegahan sekaligus keangkuhan.

Akhirnya kita terus berjalan sampai akhirnya bertemu dengan petunjuk jalan menuju ke Cuma Mescidi alias Juma Mosque atau Masjid Jumat.

Dari kejauhan sudah tampak menara tunggal masjid yang lumayan luas cantik walau tampak tidak terlalu besar.. Di sekeliling pagar tembok masjid, ada beberapa kendaraan yang parkir dengan rapih.

dokumentasi pribadi

Di dekat pintu masuk ada sebuah plakat yang tertulis dalam Bahasa  Azerbaijan yang menjelaskan sekilas sejarah pembangunan masjid yang sekarang ini, yaitu dibangun atas sumbangan seorang saudagar bernama Haji Seikhali Aga Dadasov pada 1899.

Saya kemudian memasuki pintu gerbang untuk masuk ke halaman masjid, Di sebelah kanan ada terdapat tempat wuduh yang lumayan cantik. Suasana masjid lumayan ramai di siang menjelang sore itu.

Namun untuk tempat sholat wanita terdapat di ruang belakang dan melalui pintu lain di samping masjid di dekat menara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline