"Kalau berkunjung ke Yerevan, jangan lupa mampir Kaskade", ini pesan Iqbal, putra sobat saya Azwar yang kami sambangi di Doha .
Iqbal pula yang banyak memberikan tips tempat-tempat wisata termasuk memberikan kontak person untuk dihubungi dalam perjalanan ke luar kota nanti menjelajah negri Kaukasus Selatan yang menawan ini, Armenia.
Dengan taksi daring Yandex dan hanya perlu perlu membayar 600 Dram, dalam waktu sekitar 15 menit saja kami sudah tiba di persimpangan Moskovvyan Street dan Tamanyan Street tepat di tepi Tamanyan Park.
Pemandangan yang menakjubkan langsung menyambut kami. Tidak salah lagi. ini adalah taman kota yang benar-benar memanjakan mata, kaki, dan juga jiwa.
Yerevan, walaupun bukan merupakan sebuah kota metropolitan yang terkenal seperti Moskwa atau Paris namun ternyata menyimpan warisan era Soviet yang hingga kini tidak pernah berhenti memukau semua orang yang datang mengunjunginya.
Di kejauhan kita bisa melihat undakan tangga dengan pameran kecemerlangan tata kota ala Soviet di setiap tingkatnya.
Nun di puncak nya terdapat sebuah obelisk nan megah dengan latar belakang gunung Arafat yang dipandang suci di Armenia.
Di Tamanyan Park ini selain air mancur , kursi taman, terdapat juga berbagai patung dan hiasan. Tentu saja termasuk patung Alexander Tamanyan yang merupakan tokoh terkenal bangsa Armenia yang ikut merancang taman dan ruang publik di pusat kota Yerevan ini .
'Cafesjian Centre of Art Museum" demikian tertulis pada pintu masuk deretan eskalator yang akan membawa kami menikmati keindahan tingkat demi tingkat Kaskade yang menghubungkan pusat kota alis Kentron dengan kawasan pemukiman di bukit kota Yerevan.
Ternyat Cafesjian sendiri merupakan nama tokoh seorang filantropis Amerika keturunan Armenia , Gerard Cafesjian yang menyumbang kan uangnya untuk menyelesaikan proyek yang dimulai sejak 1971 namun terkena bencana gempa bumi pada 1979.
Menaiki eskalator pertama , kami kemudian belok kanan dan menikmati keindahan panorama kaskade di tingkat pertama.