Setelah puas cuci mata di Republic Square dan melihat-lihat ikon kota Yerevan, perjalanan dilanjutkan menuju ke Vernissage yaitu semacam 'open air market" yang juga merupakan tempat berburu souvenir paling komplet di ibukota Armenia..
Untuk itu, tentu saja kita harus menyiapkan banyak uang Dram, mata uang Armenia yang nilainya sekitar 29 atau 30 rupiah per Dramnya itu.
Setelah sekitar 5 menit berjalan kaki menyusuri Aram Street, kami pun tiba di sebuah lapangan cukup luas dengan sebuah patung khas zaman Soviet. Rupanya ini adalah Patung Aram Manukyan, pendiri Republik Armenia yang juga menjadi penandapintu masuk menuju ke stasiun Metro Republic Square.
Tidak jauh dari sini, kita kemudian tiba di sebuah taman yang juga lumayan luas. Di salah satu tepian taman ini terdapat sebuah prasasti yang dituiis dalam Bahasa Armenia dan Inggris.
Rupanya taman ini didirikan pada 2015 sebagai peringatan 100 tahun Genosida Armenia yang terjadi menjelang runtuhnya kekuasaan Dinasti Ottoman di negri ini.
Sebuah periodoe suram dalam kehidupan bangsa Armenia yang hingga saat ini masih menyimpan misteri, dendam, dan juga banyak kontroversi.
Di taman inilah banyak terdapat tiruan batu pahat berbentuk salib yang merupakan karya seniman orang Armenia. Sontak suasana murung dan sedih menyelimuti pikiran. Mengenang kejadian lebih 100 tahun lalu di negara eks Soviet di bumi Kaukasus ini.
Saya kemudian mampir ke sebuah gerai di sisi taman. Di gerai ini tenyata dijual berbagai jenis minuman temasuk buah delima. Yah delima memang merupakan buah lambang negri Armenia.
Satu gelas jus buah delima dijual dengan harga 350 Dram. Wah lumayan mahal, namun belumlah lengkap kunjungan ke Armenia kalau tidak mencoba delima yang lezat dengan warna kuitnya yang merah tua kecoklat-coklatan.