Perjalanan kembali membawa diri ini ke Doha, Qatar. Semenjak Qatar memberikan fasilitas bebas visa maka banyak perjalanan yang dulu hanya transit di bandara berubah menjadi mampir beberapa malam di ibukota negara yang sedang diboikot oleh negara -negara Arab di sekelilingnya ini.
Setiap kali main ke Doha, kawasan Souq Waqif merupakan tempat di pusat kota Doha yang wajib dikunjungi. Nah disinilah terdapat masjid Al Fanar yang sudah sering saya lihat dari kejauhan namun belum sempat dikunjungi.
"Kali ini kita salat Jumat di Al-Fanar", demikian kata saya kepada Azwar, sobat lama yang selalu setia menjadi tuan rumah sekaligus pemandu dalam beberapa kali kunjungan ke Doha.
Maklum dalam kunjungan terakhir saya belum sempat salatJumat di masjid yang unik ini. Dengan taksi Karwa yang supirnya orang UK (United Kerala) kami berdua berangkat ke masjid Al Fanar. Ongkosnya hanya 10 Riyal karena jaraknya cukup dekat.
Sekitar 10 menit membela jalan-jalan di pusat kota Doha , akhirnya kami pun tiba di masjid.
Dari kejauhan bangunan majsid yang sangat unik ini sudah menarik. Begini menaranya yang mirip kueh pengantin menang membuatnya jadi ikon kota Doha.
Ketika sampai di lantai bawah masjid, barulah diketahui bahwa selain masjid tempat ini juga berfungsi sebagai Islamic Centre dengan nama resmi "Sheikh Abdullah bin Zaid Al Mahmoud Islamic Cultural Centre".
Di beranda ini sudah cukup banyak jamaah dari berbagai bangsa terutama para pendatang dari anak benua India dan juga Afrika.
"Marhaban bikum", demikian sebuah tulisan dalam Bahasa Arab berada pada sebuah gambar dua tangan yang sedang bersalaman menghias dinding dengan latar belakang warna coklat bernuansa krem.
Di sekelilingnya bertebaran terjemahan kata dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa Indoneisa yaitu "Selamat Datang". Hati pun menjadi tentram dan merasa damai di tempat ini.